URO Unila Sukses Ukir Prestasi di Jepang

BANDARLAMPUNG - Medio
Juli 2023, langit cerah di sekitar arena Sea Paradise Hakkeijima, Yokohama,
Jepang, menyaksikan kesuksesan penerbangan dan pendaratan wahana unmanned
aerial vehicle (UAV) jenis fixed-wing electric motor milik Tim Riset Unila
Robotika dan Otomasi (URO).
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 32 km melintasi
lautan tanpa henti, wahana drone Tim URO Unila berhasil menyelesaikan misi yang
dipertandingkan dalam ajang kompetisi kelas dunia International Federation of
Automatic Control World Drone Competition 2023 (IFAC WDC 2023) pada 11-13 Juni
2023.
Detik-detik pendaratan wahana terekam dalam kamera salah
satu anggota tim. Dari kejauhan, wahana drone berwarna putih tampak semakin
mendekat menuju titik pendaratan. Para anggota tim tampak bersiap, tetap fokus,
dan tenang, sambil menunggu dan mendokumentasikan proses pendaratan.
Rasa syukur menyelimuti tim saat wahana drone mendarat
dengan sempurna. Tiga anggota dengan sigap mendekati drone, sementara yang lain
memeriksa checklist. Rekor waktu misi terbang wahana Tim URO Unila tercatat
sekitar 35 menit, mengantarkan mereka meraih posisi juara dua di ajang IFAC
World Drone Competition 2023.
Tim ini bangga atas pencapaian mereka, yang terdiri dari
Ardian Ulvan (Chief of the Mission; Flight Controller and Data Analytic), Melvi
(LTE-based Wireless Telemetry and Video Streaming), Mona Arif Muda BaTulangbawangra
(Airframe Structure and Aerodynamics), M. Rafif Musyaffa (Mahasiswa – Pilot and
Autonomous System).
Selanjutnya, Yusuf Rizki Sulardi Akbar (Mahasiswa – Flight
Engineer and Launcher System), Dwikashinta Purwanda Putra (Mahasiswa – Ground
Control Station and Image Processing), dan Aris Susilo (Teknisi – Mission
Planner and Data Processing), yang berhalangan hadir ke Yokohama. Semua anggota
tim ini adalah dosen, mahasiswa, dan teknisi laboratorium di Fakultas Teknik
(FT) Universitas Lampung (Unila).
Bersama dengan Jepang (juara satu) dan Malaysia (juara
tiga), keberhasilan Tim URO Unila menjadi suatu kebanggaan luar biasa. Mereka
merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia yang berkompetisi dengan 13 tim
dari berbagai negara.
IFAC WDC 2023 adalah kompetisi terbuka yang menampilkan
sistem UAV tercanggih di dunia, termasuk sistem propulsi, sistem kontrol,
sistem komunikasi, sistem stasiun kontrol darat, teknologi terintegrasi, dan
teknologi canggih untuk tanggap bencana dan transportasi barang darurat.
Kompetisi ini merupakan bagian dari perhelatan IFAC World
Congress 2023 di Yokohama, Jepang, dan disponsori khusus oleh IFAC WC 2023 dan
Advanced Robotic Foundation (ARF).
Ardian menguraikan bahwa Tim URO Unila menghadapi kompetitor
kuat dari kalangan industri drone internasional dan beberapa universitas.
“Ini adalah kompetisi bebas tanpa kategori. Jadi kami
berlomba dan bertanding melawan tim-tim yang sudah mapan dari sisi industri dan
manufakturnya. Jadi wahana yang kami buat dan dilombakan, bersaing dengan wahana
buatan pabrikan,†ungkapnya.
Kompetisi ini mengusung tema “Long-Distance Flights by
Unmanned Aerial Vehicle for Disaster Response and Logistics†di mana setiap tim
harus menyelesaikan dua misi.
Misi pertama adalah pemantauan cepat saat terjadi bencana,
yang kemudian dilanjutkan dengan mapping dan monitoring area pengungsian. Misi
kedua adalah melakukan dropping obat-obatan di area pengungsian.
Meskipun sudah berpengalaman dalam kompetisi serupa di
tingkat nasional, kompetisi internasional memberikan tantangan berbeda. Mereka
harus bersaing dengan banyak industri drone yang teknologinya lebih maju, serta
medan arena penerbangan yang berbeda bagi Tim URO Unila.
Tim URO Unila menghadapi tantangan medan yang belum mereka
kenal. Selama 16 km penerbangan pertama kali, wahana drone mereka harus
melintasi lautan pulang-pergi, yang menjadi tantangan besar bagi laju
terbangnya.
Dengan keyakinan dan mental kuat, tim ini optimistis meraih
hasil terbaik. Terlebih lagi, di tingkat nasional, Tim URO Unila telah menjadi
salah satu perguruan tinggi unggulan dalam pengembangan teknologi drone ukuran
small-medium untuk bencana.
“Ini adalah pengalaman pertama bagi kami untuk menerbangkan
drone di laut. Drone ini akan kami gunakan untuk pemantauan bencana di Gunung
Anak Krakatau,†ungkapnya.
Tim URO Unila telah mempersiapkan diri dengan matang sejak
mereka memutuskan untuk mengikuti ajang bergengsi ini. Mereka melewati empat
tahap seleksi sejak November 2022, dan berhasil melakukan take-off wahana drone
tanpa masalah.
Menurut dosen teknik elektro tersebut, keberhasilan ini
menimbulkan decak kagum dari para juri dan penonton, termasuk pers dan ilmuwan
yang menyaksikannya.
“Kami merasa bersyukur karena yakin dengan apa yang kami
lakukan dan persiapkan. Melalui riset dan pengembangan teknologi drone selama
ini, ditambah pengalaman panjang, kami berangkat ke Jepang dengan harapan
tinggi untuk menjadi juara. Kami tidak hanya ikut-ikutan, tapi benar-benar
berupaya dengan kuat agar bisa menjadi juara,†ujarnya dengan penuh kebanggaan.
URO Unila telah lama mengembangkan riset tentang penggunaan
robotika dan otomasi. Awalnya, fokusnya pada robot darat sejak tahun 2003.
Namun, mereka kemudian melihat peluang besar dalam penggunaan drone untuk
kepentingan pertanian masyarakat.
Oleh karena itu, teknologi drone untuk kebencanaan dan
pertanian presisi, terutama di Lampung, menjadi salah satu fokus utama
pengembangan dan penelitian URO Unila, yang dilakukan bersamaan dengan
penelitian lainnya.
URO Unila telah melakukan hilirisasi dengan menjual produk
drone dan menyediakan jasa fungsionalnya. Proses hilirisasi ini dilakukan
melalui kerja sama dengan startup yang didirikan oleh para alumni FT Unila.
Selain itu, URO Unila memberikan kesempatan bekerja sama
dengan para investor, karena produk mereka telah memiliki Dokumen Tingkat
Kesiapan Teknologi (TKT) level 8-9. Ini menandakan produk mereka siap untuk
diindustrialisasi.
Ardian berharap pihak kampus dapat memberikan dukungan dan
perhatian lebih untuk prestasi luar biasa dan peluang penelitian ini, serta
pengembangan teknologi drone yang besar di Unila.
Unila adalah perguruan tinggi yang besar dengan kemampuan
teknologi yang dapat dikembangkan. Dengan dukungan dari pihak kampus, hasilnya
akan lebih maksimal dan pencapaian ini akan berdampak pada pencapaian IKU
Unila.
Prestasi ini merupakan tonggak pertama bagi URO Unila di
tingkat internasional, sekaligus sebagai bukti bahwa meskipun menghadapi
masalah pelik, Unila sebagai institusi perguruan tinggi tetap patut
diperhitungkan atas prestasi dan capaiannya.
Melalui URO Unila, ia berharap untuk meraih lebih banyak
prestasi, dan hal itu dapat terwujud dengan dukungan penuh dari pihak kampus.