Dewan Beri Solusi ke Pemprov Lampung untuk Tekan Angka Kematian COVID-19

BANDARLAMPUNG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung memberi solusi ke pemerintah provinsi untuk mengurangi angka kematian COVID-19.

"Begini rumusnya, kita harus memperluas testing dan tracing," kata Anggota Komisi V DPRD Lampung, Deni Ribowo, Senin (23/08).

Anggota Fraksi Partai Demokrat ini mengaku prihatin terkait data yang dikeluarkan Kemenkes terkait angka kematian di Lampung mencapai 7,2 persen.

Oleh karena itu, pihaknya telah meminta Dinkes Lampung untuk memperluas testing dan tracing serta rapid antigen.

Dengan begitu, Deni meyakini bahwa angka kematian di Lampung akan menjadi rendah.

"Komisi V sudah meminta Dinkes untuk perluas testing, tracing dan rapid antigen. Karena ini satu - satunya cara dengan melakukan testing tracing yang banyak, ini tolonglah," ungkap dia.

Ia mencontohkan, kalau ada lima pasien meninggal dunia, kemudian melakukan testing dan tracing hanya dengan 5 ratus orang, maka angka kematian menjadi tinggi.

Tetapi jika testing dan tracing semakin diperluas lagi dengan jumlah mencapai 10 ribu orang dan ditemukan lima pasien meninggal dunia, maka angka kematian menjadi rendah.

"Kita juga akan tahu dimana zona tempat penularan virus COVID-19. Ini fungsi dari PPKM mikro di tingkat kelurahan," tegas dia.

"Sehingga bisa memetakan penyebaran virus di tingkat RT. Darimana bisa tahu, ya dari testing dan tracing itu," pungkas Deni.

Sementara itu, Anggota Komisi V lainnya Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan bahwa rapid test menjadi solusi menekan angka penyebaran COVID-19 dan menurunkan angka kematian.

"Semakin banyak di rapid test, maka rasio terhadal tingkat kematian akan berkurang,"kata dia.

Untuk mewujudkan itu, sambung Ketua Fraksi Partai Gerindra itu, semua pihak mesti bergandengan tangan, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota serta swasta

"Jangan hanya pemprov saja, tapi seluruh stake holder harus memiliki visi yang sama," ungkap dia.

"Semakin banyak di rapid test dan di isolasi, maka semakin banyak yang ditangani secara dini," ujar dia.

Ketika visi sudah terbentuk, maka akan kerja teknis yang akan dilakukan. Misalnya, ia mencontohkan, Dinkes melakukan bujecting terhadap rapid test.

Kemudian, kata dia, CSR dari pihak swasta. "CSR yang dibutuhkan ini ada tiga, sembako, vaksin dan rapid test,"ungkap dia.