Hasil Survei IDM: Program Kartu Prakerja Jokowi Sangat Diminati Masyarakat

JAKARTA - Indonesia Development Monitoring (IDM) merilis hasil jejak pendapat tentang program kartu prakerja. Jejak pendapat dilakukan dengan mengunakan metode survei melalui saluran telepon dan ditanya langsung dan wawancara terhadap responden yang terpilih di 29 provinsi dan 430 kabupaten/kota se Indonesia.
Direktur Eksekutive IDM Fahmi Hafel mengatakan survei ini mengambil sample sebanyak 1318 warga negara Indonesia yang sudah berumur di atas 17 tahun dengan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 % dan Margin Of Error sebesar kurang lebih 2,7 persen
“Survei dilakukan sejak 18 Maret sampai 2 Mei 2020, bertujuan untuk memotret pendapat masyarakat tentang program kartu prakerja di saat pandemi COVID-19,” kata Fahmi melalui rilis yang diterima monologis.id, Senin (11/05).
Hasilnya, pengenalan dan pengetahuan masyarakat tentang program kartu prakerja dari janji kampanye Presiden Joko Widodo saat pilpres 2019, sebanyak 78,4 persen masyarakat mengetahui benar adanya program kartu prakerja dan sebanyak 21,6 persen belum benar-benar paham dengan program kartu prakerja.
“Tentang manfaat program kartu prakerja, sebanyak 71,6 persen masyarakat mengetahui manfaat program kartu prakerja dan 28,4 persen masih belum paham manfaatnya,” ungkap Fahmi
Terkait kegunaan program kartu prakerja, sebanyak 82.9 persen masyarakat menyatakan sangat bermanfaat bagi mereka khususnya untuk memasuki dunia Kerja dan dunia wiraswasta.
“Sebanyak 10,7 persen menyatakan belum merasakan kegunaan kartu program prakerja dan sebanyak 8,4 persen tidak memberikan jawaban,” kata Fahmi.
Dari temuan survei didapati juga bahwa dari jawaban responden sebanyak 48,6 persen merupakan masyarakat terkena PHK akibat dampak COVID 19 , sebanyak 38,8 persen merupakan fresh graduate yang unskill didunia kerja dan wiraswasta yang siap masuk dunia kerja dan usaha dan sebanyak 12,6 persen merupakan pekerja tidak tetap di sektor informal.
Selain itu, sebanyak 70,7 persen menyatakan dana yang didapat kartu prakerja sangat membantu meringgankan beban ekonomi keluarga mereka yang menurun akibat terdampak COVID-19 dan sebanyak 20,1 persen menyatakan cukup membantu kehidupan ekonomi mereka serta sebanyak 9,2 persen menyatakan biasa saja.
“Dari temuan survey sebanyak 68,9 persen menyatakan kesulitan untuk mengerti dan paham pelatihan-pelatihan yang di sediakan kedelapan platform digital secara online dalam program kartu prakerja dengan alasan tidak menguasai teknologi internet dan tidak punya gadget atau komputer dirumah. Sebanyak 20,7 persen menyatakan cukup paham dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara online dan media video. Sedangkan sebanyak 10,7 persen menginginkan pelatihan dalam bentuk tatap muka langsung. Misal pelatihan menjadi barista,” ungkapnya.
Kesimpulannya, kata dia, program kartu prakerja Jokowi memang sangat diminati oleh masyarakat yang ingin masuk ke dunia kerja dan usaha hal ini tergambar dari antusias masyarakat yang mengikuti pendaftaran program kartu prakerja hingga 3,7 juta peserta .
“Disaat pandemi COVID-19 program kartu prakerja sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kehilangan usaha dan pekerjaannya,” kata Fahmi.
Dia berharap ada perbaikan dalam sistim dan konten penyampaian modul-modul pelatihan online dari program prakerja yang disajikan oleh kedelapan perusahaan platform digital agar bisa di mengerti oleh peserta program kartu prakerja.
“Harus ada modul modul pelatihan dalam program kartu prakerja secara tatap muka langsung dengan para trainer. Artinya kedelapan platform digital itu harus memiliki training center di seluruh Indonesia yang bisa memberikan pelatihan secara tatap muka langsung,” pungkasya.