Dana CSR PT Medco Untuk Proyek Dinilai Mubazir

Dana CSR PT Medco Untuk Proyek Dinilai Mubazir
Istimewa

BANDA ACEH - Dana CSR PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) untuk program pemberdayaan masyarakat dengan program padi sri, tanaman obat keluarga (toga) sayuran organik (sorga) di Desa Blangnisam, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, dinilai mubazir. Sebab, program itu saat ini terbengkalai dan hanya menyisakan papan nama.

Tokoh masyarakat, Muhammad Nuraqi mengatakan, program tersebut dilaksanakan pada tahun 2016/2017. “Kondisi kebunnya tak terurus, sudah jadi semak-semak ditumbuhi tumbuhan lainnya. PT Medco menunjuk Yayasan Aliksa Consultan CRS Bogor, sebagai pendamping program tersebut,” kata dia, Rabu (08/07).

Setelah gagal di Desa Blangnisam, Yayasan Aliksa kembali melaksanakan pendampingan di Desa Alueitam pada 2018/2020, dan dalam kegiatan perencanaannya tanpa melibatkan partisipasi warga sebagai penerima manfaat

“Program padi sri organik, sorga dan toga bukan usulan warga. Ketiganya adalah program Yayasan Aliksa dan  tidak memberi keuntungan kepada petani,” ungkap Nuraqi.

Mengherankan lagi di papan nama tidak tertulis nomor kontrak kerjasamanya antara konsultan dengan PT Medco, nilai kontrak dan tanggung jawab konsultan sejauh mana, biasa setiap ada pekerjaan dan program di masyarakat jelas kontrak, nilai dan batas waktu.

Nuraqi menjelaskan, kendala pada program tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan para petani.

“Sesuai yang disampaikan para kelompok petani dua desa tersebut, tidak berbanding lurus dengan apa yang dilaporkan PT Medco ke BPMA, sehingga dinilai PT Medco sangat berhasil melaksanakan program-program CSR di Blok A, sampai program tersebut mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Aceh. Atas nama pemerintah Aceh yang diwakili oleh Asisten II Pemerintah Aceh Bidang Perekonomian dan Pembangunan Teuku Ahmad Dadek menyerahkan penghargaan PADMA Award,” ujarnya

Dari masalah program tersebut, dirinya sangat meragukan kesahihan hasil monitoring yang di lakukan oleh BPMA terkait program-program CSR yang dilakukan PT Medco. “Seharusnya BPMA tidak hanya menerima hasil laporan saja, tapi perlu juga investigasi dan mencroscek kelapangan. BPMA harus sering-seringlah melakukan koordinasi, dan minotoring terhadap berbagai program CSR, apakah sudah tepat sasaran atau belum. Jangan berdiam diri di Banda Aceh saja, sesekali turun kelapangan, jangan hanya tunjangan saja yang besar, namun harus ada riward yang berbanding lurus dengan ouput kinerja, khususnya wilayah tanggungjawabnnya,” kata dia.