Tubaba Art Festival #7 Digelar Akhir Juli 2023
TULANGBAWANG BARAT – Tubaba
Art Festival (TAF) kembali digelar pada 27-29 Juli 2023 di Kota Budaya Uluan
Nughik dan Sessat Agung Bumi Gayo Komplek Islamic Center Tulangbawang Barat, Lampung,.
Direktur Sekolah Seni Tubaba, Semi Ikra Anggara mengungkapkan,
gelaran edisi ke-7 ini melanjutkan payung tematik “Diri dan Ruang (Self/Space)â€
dengan subtema “Bermuka-mukaan di ruang tengah (Interface of The Living Room).
“Konsepsi kuratorial berdasar struktur rumah adat Lampung
yang sebelumnya berada pada beranda (Terrace of Awareness) kini berada pada
bagian dalam (Living Room). Ide-ide bertemu, projek penciptaan seni bertemu
dengan konsepsi ruang. Para seniman sebagai subjek yang berbeda bertemu,
mencipta sistem festival yang organik,†kata dia, Jumat (14/7/2023).
Semi menyampaikan, TAF edisi ke 7 akan diawali dengan
kegiatan lokakarya “Komunikasi dan Publikasi Festival†yang akan diikuti oleh
para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemda Tulangbawang Barat dan
wartawan.
“Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi ruang pertemuan bagi
dua unsur yang saling berkaitan. Pemda sebagai penanggungjawab program dan
wartawan sebagai penerus informasi,†ujarnya.
Semi juga mengharapkan dari workshop para peserta dari
kalangan PNS bisa melakukan kerja kehumasan dengan baik, di sisi lain para
pewarta bisa meningkatkan kapasitas di dalam penulisan kegiatan seni dan
kebudayaan.
Selanjutnya, kata dia, Teater Musikal Anak “Bunian†akan
dipentaskan pada malam pertama, mengisahkan karakter Bunian, yaitu hantu yang
memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi. Hingga akhirnya Bunian berteman dengan
anak-anak Tubaba. Bersama anak-anak, hantu baik hati menyuarakan persahabatan,
menghargai perbedaan dan merawat lingkungan. Bunian adalah hantu dengan visi
sosial dan ekologis.
"Para aktor cilik telah berlatih selama satu tahun,
mereka belajar keaktoran, menyanyi, menari dan bela diri. Teater Musikal Bunian
adalah pentas yang dinamis, sangat tepat dinikmati oleh penonton
keluarga," ujarnya.
Kemudian ada pula tari kebanggan masyarakat Tulangbawang
Barat yakni, Tari Nenemo, yang akan kembali hadir pada acara pembukaan.
“Kali ini akan digelar pada sore hari di Amphi Teater Uluan
Nughik, tari yang lahir berdasarkan falsafah Nemen, Nedes dan Nerimo (Nenemo)
atau bekerja keras, konsisten dan ikhlas, akan dibawakan oleh lima puluh orang
penari yang merupakan gabungan dari berbagai komunitas,†ujar dia.
Pada hari kedua akan disajikan karya berdasarkan lokus
khusus (Site specifik) berjudul The Mother and The Time, ini merupakan karya
tunggal atau duo dari sebelas orang performer yang terdiri dari penari, musisi
dan seniman teater.
Karya tersebut memilih situs patung Bu Rahmi, sebuah seri
dari The Dance of Victory karya Dolorosa Sinaga, patung setinggi 3 meter berada
di kawasan seluas sekira 500 meter persegi, terdapat lorong lebih dari 300
meter dan instalasi dengan lonceng setinggi 9 meter. Instalasi besar ini
terbentuk dari formasi rasi bintang Caesopia dan Andromeda. Para performer
telah melakukan riset tentang hubungan antara diri mereka dan ibu
masing-masing. Menemukan momen terpenting antara diri dan ibu. Hasil temuan
tersebut kemudian bertemu kembali dengan ruang arsitektural yang terletak di
kawasan Ulluan Nughik.
"Kehadiran karya The Mother and The Time sekaligus
menguatkan TAF sebagai festival yang konsisten menghadirkan karya dengan
pendekatan Site Specifik," kata Semi.
Dirinya juga menerangkan, TAF edisi ke-7 ini terdapat pula
sejumlah perlombaaan, diantaranya Kompetisi Arsitektur Tubaba dan Lomba Sepeda
Hias. Sejumlah bangunan dan ruang ikonik seperti Islamic Center, Las Sengok,
Kawasan Budaya Ulluan Nughik dan Studio Keramik Tanoh Nughik menjadi objek
sketsa.
“Tiga pemenang terbaik akan mendapatkan hadiah jutaan
rupiah. Sedangkan lomba sepeda hias memperebutkan hadiah utama Sepeda GORo,
yaitu sepeda berbahan dasar bambu karya Spedagi dan Yayasan Bambu Nusantara,â€
kata dia.
Puluhan karya Seni Rupa juga akan dipamerkan, dan akan
terbagi ke dalam tiga pameran. Pertama, adalah karya proses dari peserta didik
Sekolah Seni Tubaba kelas dasar, pada umumnya adalah karya-karya berbahan
kertas. Kedua, adalah karya Seni Rupa dari kelas lanjutan, dengan lukisan media
kanvas. Ketiga, adalah pameran tunggal karya Bachtiar Basri, yang mana tanpa banyak
orang tahu birokrat yang pernah jadi Camat di Lampung Barat (1992) hingga jadi
Wakil Gubernur Lampung ( 2014-2019) itu konsisten melukis hingga menghasilkan
ratusan karya.
Beberapa karya ekspresionis akan dipamerkan pula di dalam
festival ini. Selain pameran Seni Rupa, karya kriya keramik hasil eksplorasi
Studio Tanoh Nughik (STN) merupakan sajian menarik. Para keramikus Tanoh Nughik
telah mengolah tanah Tubaba, mencampurnya dengan unsur tanah lain, lalu membuat
beberapa benda pakai seperti vas bunga, piring gelas, dan mainan anak berbahan
dasar tanah liat.
"Para pengunjung juga akan diajak mengikuti workshop
keramik. Pengunjung bisa membawa pulang oleh-oleh keramik dari tanah liat
Tubaba yang dibuatnya sendiri," tuturnya.
Pada malam puncak akan hadir musisi Jason Ranti. Jeje
panggilan musisi yang dikenal dengan lirik-liriknya yang nakal namun serius
akan menghibur penonton. Tidak sendirian, karena pada malam puncak ada
penampilan musik dari Grup Kosidah Alhikmah, kelompok yang berasal dari
kelompok pengajian ibu-ibu RT 04 Tiyuh Pulung Kencana. Kelompok Nasihat Orang
Tua (NoT) akan mengeksplorasi Gamelan Lampung menjadi karya musik kontemporer.
Sedangkan Sindikat Sisa Semalam akan membawakan lagu-lagu berbahasa Lampung,
namun disajikan dengan pendekatan cross culture, hip-hop yang lo-fi dan musik
khas Nusantara.
"Sajian pada malam puncak tidak dipungut biaya
(gratis), namun disarankan bagi seluruh penonton membawa bibit pohon keras.
Pasca festival seluruh bibit akan ditanam di sekitar kawasan Ulluan Nughik,
dengan demikian penonton bisa memiliki satu pohon di Tulangbawang Barat dan
berkontribusi bagi masa depan," jelasnya.
Menurutnya, TAF edisi ke 7 atau TAF#7 ini merupakan hasil
kerja bersama lintas komunitas dan Pemda melalui Disporapar Tulangbawang Barat.
Komunitas yang terlibat adalah Sekolah Seni Tubaba, Sanggar Pakem, Garis Budaya,
Teater Klatak, Incenna, Eternal Film, Dalam Studio,, Lampungtubaba, Studio
Tanoh Nughik dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
"Melalui Disparekraf, Provinsi Lampung juga turut
berkontribusi. TAF#7 merupakan bagian dari dua platform nasional, yaitu
Platform Indonesiana Kemendikbud Ristek dan Karisma Event Nusantara (KEN)
Kemenparekraf Republik Indonesia," pungkasnya.