Serangan Siber Meningkat Tajam, BSSN-BPS Luncurkan Tim CSIRT

Serangan Siber Meningkat Tajam, BSSN-BPS Luncurkan Tim CSIRT
Foto: Istimewa

JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) launching tim tanggap insiden siber BPS-CSIRT (Computer Security Incident Response Team) di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Selatan, Kamis, (14/10).

 

Hadir dalam launching tersebut Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dan Kepala BPS Dr. Margo Yuwono serta Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Dahlian Persada sebagai narasumber.

“CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. CSIRT terdiri atas CSIRT Nasional atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas), CSIRT Sektoral pada sektor administrasi pemerintahan, energi dan sumber daya mineral, transportasi, keuangan, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, pangan, pertahanan, sektor lain yang ditetapkan oleh Presiden, serta CSIRT Organisasi,” kata Hinsa.

Hinsa mengatakan, berdasarkan hasil monitoring BSSN, tercatat lebih dari 1 miliar anomali trafik yang dapat dikategorikan sebagai serangan siber dalam kurun waktu Januari hingga September 2021.

“Serangan siber yang menjadi perhatian dan terus mengalami peningkatan yaitu serangan grup ransomeware (malware yang mengenkripsi file & meminta tebusan) dan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mayoritas dilatarbelakangi oleh motif untuk mendapatkan data,” ujarnya.

Dia menuturkan, pembentukan CSIRT merupakan salah satu program prioritas nasional (major project) untuk penguatan keamanan siber yang dituangkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Launching BPS-CSIRT pada hari ini merupakan CSIRT ke- 37 yang diluncurkan dari target 121 CSIRT hingga tahun 2024.

“Secara khusus pembentukan CSIRT ini kami harapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pusat Statistik,” ujar Hinsa

Sementara itu, Margo mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini adalah kemajuan IT dan digitalisasi perangkat pengolahan data. BPS mencatat terdapat sebanyak lebih dari 891 ribu percobaan serangan ke server BPS. “Aspek kerahasiaan, integritas data, dan ketersediaan aplikasi menjadi hal yang harus diperhatikan,“ ujar Margo

Pratama juga mengungkapkan, adanya CSIRT harus menjadi backbone dalam keamanan siber. CSIRT menjadi salah satu cara dalam pengembangan sumber daya manusia keamanan siber.

“Kami berharap dengan tujuan tersebut, pembentukan BPS-CSIRT ini dapat membentuk ruang siber BPS yang aman dan kondusif, sehingga terciptanya kesejahteraan masyarakat di ruang siber.