PRIMA Papua Protes Hasil Vermin KPU Kabupaten dan Pusat Berbeda

JAKARTA – Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Provinsi Papua memprotes
keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) yang menyatakan
Partai tersebut Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
Saat verivikasi administasi (vermin) perbaikan PRIMA Papua dianggap
masih belum memenuhi syarat dokumen keanggotaan di 6 kabupaten.
Penyebabnya, berdasarkan koordinasi sebelumnya antara
petugas penghubung dengan KPU setempat menyatakan bahwa PRIMA dinyatakan
memenuhi syarat di beberapa kabupaten yang dianggap TMS.
Ketua DPW PRIMA Papua, Everistus Kayep, mengungkapkan bahwa
di Kabupaten Merauke berdasarkan informasi dari KPU setempat ditemukan satu
anggota PRIMA bermasalah dengan status ganda eksternal dan permasalahan itu
berhasil diatasi dengan memberikan surat klarifikasi.
Hanya saja, lanjut dia, dalam proses rekapitulasi dari KPU
kabupaten sampai ke KPU pusat yang awalnya PRIMA Memenuhi Syarat (MS) berubah
menjadi TMS dengan kekurangan 10 anggota.
“Pada tanggal 20 dan 22 November 2022, DPK PRIMA Merauke
kembali menghubungi pihak KPU Merauke, mereka tetap pada informasi awal bahwa
PRIMA MS sesuai rekapan dari tingkat Kabupaten,†ujar melalui keterangan resmi
di Jayapura, Selasa (29/11/2022).
Everistus mengatakan, PRIMA merupakan satu-satunya partai
nasional yang terasa seperti partai lokal di Papua. Struktur kepengurusan PRIMA
dari tingkatan provinsi sampai kecamatan atau distrik diisi oleh Orang Asli
Papua (OAP). Apalagi, masyarakat Papua sangat antusias dengan kehadiran PRIMA.
“Selama ini partai-partai lain di Papua dikuasai oleh bukan Orang
Asli Papua,†tegasnya.
Menurut Everistus, negara seharusnya mengapresiasi
kerja-kerja politik yang dilakukan PRIMA dalam membantu mencari jalan keluar
penyelesaian konflik Papua melalui konsep Dewan Rakyat Papua (DRP).
Konsep DRP yang digagas PRIMA telah memberi jalan
penyelesaian konflik Papua dengan mengakomodir partisipasi politik OAP melalui
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK).
Meski baru lahir, PRIMA mampu membangun konsolidasi di
daerah konflik militer di Papua sehingga meningkatkan partisipasi politik
rakyat dalam menyongsong Pemilu 2024.
“Tetapi faktanya kerja keras PRIMA mencari jalan keluar
penyelesaian konflik Papua tidak mendapat apresiasi dari negara,†tutupnya.