Ketua DPRD: Kota Bekasi Secepatnya Harus Punya Ikon

Ketua DPRD: Kota Bekasi Secepatnya Harus Punya Ikon
Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro (Foto: Istimewa)

KOTA BEKASI – Meski sudah berusia 24 Tahun, tidak ada ciri khas yang nampak di Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Memang tidak ada ciri khas dari Kota Bekasi. Kalau kita keluar dari tol Bekasi Barat sebagai etalase Kota Bekasi umumnya cuma melihat mal saja. Kemudian GOR, jembatan Sumarecon dan piramid terbalik," kata Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro, Kamis (17/03).

Dan pertanyaannya, lanjut Chairoman, apakah itu menggambarkan karakter orang Kota Bekasi?. Itu belum ditampilkan. Maka perlu kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membuat landmark yang memungkinkan karakter Kota Bekasi muncul sebagai simbol.

"Dulu pernah ada ikon namanya buah kecapi dan Lele. Tapi di bakar, karena itu tidak sesuai dengan karakter orang Bekasi," ucapnya.

Dirinya meminta Pemkot Bekasi berkolaborasi dengan dewan kesenian dan stakeholder yang peduli dengan budaya dan lainnya untuk merumuskan ikon Kota Bekasi.

"Nah selebihnya kita berharap Pemkot juga mulai memberikan arah pengembangan kota kreatif,  Kota Bekasi mau arahnya kemana," ujarnya.

Selain itu, apakah Kota Bekasi ini akan diarahkan ke Kota Fashion atau kota kuliner atau kota Wisata perkotaan. Kalau kota wisata perkotaan berarti destinasinya harus ada. Kota Bekasi mana apa yang mau ditampilkan.

Sebab, isu-isu tersebut membuat layak untuk di tampilkan untuk memperbaiki kemajuan Kota Bekasi kedepannya, khususnya rencana jangka panjang Kota Bekasi. Tahun 2031 yang menetapkan kota Bekasi sebagai Kota Kreatif bernuansa Ihsan.

"Pertanyaannya prioritas yang mau kita bangun. Arahnya harus jelas. Mau di kembangkan ke arah mana. Sehingga dengan tesis tersebut kita berharap ada budaya lokal menjadi basis pengembangan ekonomi. Masalahnya kita belum melihat ini sebagai kolaborasi budaya," jelasnya.

Dengan adanya kolaborasi akan berdampak modern, Kondusif dan bisa membuat tumbuh berkembangnya anak-anak muda berkreativitas untuk mewujudkan Kota Kreatif bernuansa Ihsan.

Chairoman juga mengaku, terhadap Pemerintah tentu ini menjadi proses utama di era reformasi birokrasi.

Dimana dengan informasi tersebut terbangun etos kerja yang baru atas etos pelayanan dengan berbasis kepada penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik yaitu Digitalisasi dimana berbagai pelayanan publik itu bisa diakses oleh masyarakat dengan menggunakan perangkat handphone atau smartphone.

Kemudian, Pemerintah harus bisa teraksesnya informasi. Sehingga potensi ekonomi kota Bekasi tersusun profailing dengan baik.

"Apa yang mau di jual orang bisa mendapatkannya kepastian, membaiknya layanan publik tidak hanya pelayanan publik kependudukan tapi juga perizinan," jelasnya.

Ia berharap itu bisa di perbaiki sekalipun yang paling bagus sekarang ini pelayanan kesehatan. Dalam arti Kota Bekasi memiliki fasilitas kesehatan Dimana sudah ada Puskesmas Tipe D dan rencana akan ada penambahan satu lagi. Kemudian, yang paling utama lagi adalah RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid (CAM).

"Memang kesehatan kita se-Jabar unggul ke dua setelah Bandung. Namun demikian kita dan Pemkot Bekasi kedepan akan memperbaiki seluruh keluhan dari masyarakat maupun kekurangan dalam pelayanan maupun pembangunan di Kota Bekasi," ungkapnya.