JMSI Komitmen Ciptakan Pemilu Damai

BANDARLAMPUNG – Jaringan
Media Siber Indonesia (JMSI) Lampung berkomitmen turut serta menciptakan Pemilu
2024 damai.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, JMSI anti menyebarkan
berita bohong (hoaks) serta memberikan informasi yang benar dan mendidik.
“Media punya UU kode etik jurnalistik yang bertugas mencegah
berita hoaks,†tegas Ketua JMSI Lampung Ahmad Novriwan, Kamis (25/11/2022).
Anov –sapaan Ahmad Novriwan-- mengatakan, JMSI punya
saringan untuk mendeteksi kebenaran, informasi yang mendidik untuk masyarakat
menciptakan situasi yang kondusif di tengah masyarakat.
“Kami juga mengundang elemen dan partai politik untuk
mempromosikan, agar pesannya sampai ke masyarakat," paparnya.
Dia mengajak partai politik dan berbagai elemen berdiskusi
di JMSI untuk bersama-sama memberi sumbangsih untuk Lampung.
"Mari kita berdiskusi yang sehat agar bisa menciptakan
pemimpin yang diinginkan, bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat, bukan
hanya menggunting pita saja. Lampung ini
punya kita, mari berfikir sehat bagaimana kita membesarkan Lampung, JMSI bisa
memberikan kontribusi yang baik bagi Lampung," tambahnya.
Anov menyampaikan juga, saat ini persoalan menumpuk di benak
rakyat, untuk pendidikan politik secara keseluruhan harus dikembalikan pada
ruang sesungguhnya, seperti menghormati, menghargai dan lainnya.
"Pendidikan politik berkarakter itu penting, pemilihan
benar-benar harus matang jangan hanya berfikir usai Pemilu kita (masyarakat)
tetap begini aja," urainya.
Dia menegaskan, JMSI siap bekerja sama dengan KPU, Bawaslu
dan elemen lain.
Sementara, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes. Pol. Zahwani
Pandra Arsyad mengatakan, pengaruh media sosial memberikan dampak signifikan di
era milenial, seperti dampak kebencian akibat berita hoaks.
"Suatu kebohongan yang terus diutarakan akan menjadi
kebenaran itu yang dinamakan 'post truth'," kata dia.
Ia menambahkan, bagaimana cara mencegah penyebaran berita
hoaks, adanya peran pendidikan, masyarakat harus diperankan untuk pencegahan
terlebih adanya UU ITE.
"Bagaimana kita beretika menggunakan media sosial
dengan logika, kemudian etika berbicara dan melihat, estetika," imbuhnya.
Ia mengatakan, pakar komunikasi politik Hendry Subakto
memprediksi berita hoaks akan tetap terjadi di Pemilu 2024 mendatang, Polri
terus berupaya memberikan literasi cerdas bermedia sosial.
"Kita semua sepakat bagaimana Pemilu kondusif. Polri
akan menjerat penyebar berita hoaks. Kita juga udah kerjasama dengan Dewan
Pers, masalah penulisan media diselesaikan di Dewan Pers namun masalah
pidananya tetap di kepolisian," kata dia.
Dia menambahkan, Polri telah meluncurkan Polri Super Apps
pada tahun 2022 yang bertujuan agar masyarakat mudah mendapatkan layanan
kepolisian seperti pembuatan SKCK, perpanjangan SIM, pelayanan surat Tilang,
melaporkan kinerja anggota polisi dan lainnya yang bisa di-dowloand di
playstore.