Diksi Bantuan Salah Kaprah, Pengamat Ekopol UNMUHA Sindir Pemerintah Aceh

BANDA ACEH - Pengamat Ekonomi dan Politik Universitas Muhammadyah (UNMUHA) Banda Aceh Dr. Taufik Abdul Rahim mengatakan, kata-kata “bantuan” yang kerap dipakai Pemerintah Aceh dalam penanganan pencegahan covid-19, memberi kesan bantuan yang diberikan menggunakan dana pribadi atau dana Capital Social Responsive (CSR).
“Padahal itu menggunakan anggaran belanja publik dari APBA 2020 yang diperuntukan guna pencegahan dan penanganan Covid-19,” kata Dr Taufik, lewat rilisnya, Jumat (10/04).
Taufik menilai, kata-kata “bantuan” yang kerap dipakai Pemerintah Aceh menjadi salah kaprah dan kebablasan.
“Termasuk penyaluran bantuan sembako Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh untuk masyarakat miskin, itu sudah salah kaprah ketika menyebut “bantuan” untuk rakyat,” ujar Taufik.
Dijelaskannya, saat ini sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2020, dialihkan untuk mengatasi dampak covid-19, seperti pemberian kebutuhan kepada rakyat, melakukan promosi melalui slayer, banner dan baliho, serta pembagian masker kepada masyarakat yang terus-menerus diekpose.
“Itu sudah salah,” kata dia. “Yang menjadi salah kaprah dan kebablasan, adalah pernyataan bantuan pemerintah. Kata-kata “bantuan” itu ditonjolkan,” sambungnya.
Ia pun mencontohkan, di perkantoran ataupun Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA), promosi dalam bentuk banner, baliho dan slayer di media cetak, media sosial dan lain-lain, pesan-pesannya lebih kecil dibanding tampilan gambar orangnya.
“Padahal, beban biaya dari Dinas/SKPA yang bersumber dari pengalihan program anggaran APBA 2020. Ini terkesan memanfaatkan kondisi wabah virus korona (covid-19) untuk pencitraan dan menjadikan diri seperti “Robbin Hood”, sindir Taufik.
Ia meminta kepada Pemerintah Aceh, agar lebih jujur dalam penggunaan diksi, dengan tidak memanfaatkan musibah dengan salah kaprah dan berlebihan.
“Hari ini diperlukan orang yang ikhlas dan jujur mengambil serta menggunakan kebijakan yang rasional dan logis di tengah keresahan masyarakat yang tidak jelas kehidupan ekonominya,” pungkasnya.