Arief Poyuono Soroti Ketidakjujuran KPU
JAKARTA – Mantan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra mengatakan, ketidaktransparan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) membuka sistim informasi partai politik (SIPOL) menunjukkan ada tekanan yang kuat dan
menakutkan bagi KPU.
Tekanan dan ketakutan ini akan membahayakan proses Pemilu
dan akan mengancam stabilitas negara dan proses politik dimasa depan.
“Saatnya proses Pemilu dihentikan sampai terbentuk KPU
yang.independen dan kredibel,†Arief Poyuono di Jakarta kepada pers, Jumat
(9/12/2022).
"Siapa yang menekan KPU? Pada tahap yang paling awal
adalah kehadiran Partai Prima memang mengancam suara pemilih partai-partai
besar yang mengklaim nasionalisme, namun gagal membuktikan komitmennya pada
nasionalisme. Partai Prima ditakuti akan menggerus suara rakyat dalam
legislatif, apalagi rakyat berkali-kali dibuat kecewa oleh wakil-wakilnya di
DPR," ujarnya menanggapi ketakutan KPU.
Ketakutan KPU itu menunjukkan lembaga penyelenggara ini
sudah tidak independen sejak awal dan rela mengorbankan rakyat yang mencari
partai alternatif.
"Bagaimana rakyat bisa percaya pada lembaga
penyelenggara Pemilu kalau sejak awal sudah ketakutan dan tidak jujur. KPU
sudah tidak kredibel dan tidak independen dalam proses pemilu berikutnya.
Kalau proses ini dilanjutkan maka semua partai pasti jadi
sasaran kecurangan KPU dan rakyat yang
akan dirugikan. Karena hasil perhitungan suara KPU tidak letimate dan
kehilangan kepercayaan rakyat.
"Sehingga legislatif dan eksekutif yang terpilih
menjadi sangat lemah. Stabilitas terancam, investor kabur. Keamanan NKRI
terganggu dan perpecahan bisa menjurus disintegrasi," paparnya.
Kader Gerindra ini sebelumnya juga mendengar bahwa.para
komisioner KPU sebenarnya sudah sepakat menjalankan putusan Bawaslu RI untuk
meloloskan Partai Prima.
"Namun saya denger para komisioner KPU ditelpon
oleh seorang petinggi partai besar,
ditekan agar Prima jangan diloloskan," jelasnya tanpa mau menyebutkan nama
partai dan petinggi yang menekan KPU itu.
Para komisioner KPU beberapa hari ini menghindar dari pertanyaan
wartawan seputar tekanan tersebut.
Menyerbu KPU
Sebelumnya, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) menggelar aksi
demonstrasi di depan kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat. Massa menuntut KPU
menyelenggarakan proses pemilu secara transparan.
Dilansir detikcom, massa tiba di kantor KPU RI sekitar pukul
11.30 WIB. Mobil komando diparkir persis di depan gerbang masuk, diikuti dengan
sejumlah orang lengkap dengan berbagai atribut aksi.
"Kami gabungan dari Partai Rakyat Adil Makmur dan
Partai Republiku Indonesia hadir di sini kami meminta kepada KPU agar
transparan, agar adil, agar jujur dalam melakukan tahapan pendaftaran partai
politik menuju pemilu 2024," kata Juru Bicara Partai Prima, Farhan
Dalimunthe dari atas mobil komando Kamis (8/11/2022).
Ia menyebutkan banyak anggota dari Partai Prima di seluruh
Indonesia yang dianggap Tidak Memenuhi Syarat (TMS) oleh KPU. Namun Farhan
menyebut tidak ada penjelasan yang diberikan KPU.
"Tidak pernah ada pemanggilan, kita buat surat
pernyataan tidak diakui. Berkali kali-kali kami di dalam berdebat dengan KPU,
tetapi tidak digubris sama sekali," katanya.
"Kita tunjukkan itikad baik kita dan kita tunggu itikad
baik mereka (KPU)," tambahnya
Sebelumnya, lima partai politik yang menang sengketa di
Bawaslu RI kembali dinyatakan tak memenuhi syarat verifikasi administrasi oleh
KPU RI. Mereka menggugat KPU RI ke Bawaslu RI dikarenakan tak lolos verifikasi
administrasi pendaftaran Pemilu 2024.
Lima partai tersebut adalah Partai Prima, Partai Swara
Rakyat Indonesia (Parsindo), Partai Republik, Partai Republiku Indonesia, serta
Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Namun, setelah diberi kesempatan untuk
memperbaiki dokumen, KPU menyatakan kelimanya tetap tidak memenuhi syarat.
"Status: tidak memenuhi syarat," demikian
Pengumuman KPU RI Nomor 12/PL.01.1-Pu/05/2022 tentang Rekapitulasi Hasil
Verifikasi Administrasi Partai Pemilu Calon Peserta Pemilu 2024 Pascaputusan
Bawaslu yang diterima media, Minggu (20/11).