Aceh Timur Bakal Punya Tambak Udang 1.000 Hektar

Aceh Timur Bakal Punya Tambak Udang 1.000 Hektar
Foto: Istimewa

ACEH TIMUR - Seperti Lampung dengan tambak udang Dipasena nya, Aceh bakal punya tambak udang terbesar ketiga di Indonesia. Di lahan 1.000 hektar, Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mempersiapkannya.

Untuk merealisasikan program ini, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr. TB. Haeru Rahayu mengunjungi lokasi sekaligus menggelar pertemuan dengan pemilik lahan yang akan dijadikan kawasan budidaya udang terintegrasi di Aceh Timur, Jumat (01/10) kemarin.

Haeru bersama Bupati Aceh Timur Hasballah Bin HM Thaib mengunjungi lokasi yang rencananya akan dijadikan kawasan tambak udang moderen di Desa Paya Dua, Kecamatan Peudawa, Aceh Timur.

Saat melakukan sosialisasi dan berdiskusi dengan puluhan pemilik lahan, Haeru mengatakan, Aceh Timur adalah salah satu lokasi yang akan dijadikan kawasan budidaya udang terintegrasi. Kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan industri tambak udang yang moderen dan ketiga di Indonesia, serta akan dilengkapi dengan segala prasarana penunjang lainnya.

Untuk itu, Haeru membuka ruang untuk diskusi dan tanya jawab dengan masyarakat pemilik lahan agar lebih jelas dan terbuka terkait dengan peruntukan lahan dan sistem bagi hasil, serta keterbukaan lapangan kerja yang turut dipaparkan dihadapan para pemilik lahan dari delapan desa dalam Kecamatan Peudawa dan Peureulak Barat yang hadir di lokasi itu.

"Kami hadir di Aceh Timur tujuannya adalah mensosialisasikan program yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan, kita punya program terobosan salah satunya adalah budidaya udang terintegrasi kawasan. Karena kawasan, jumlahnya pasti luas, 1000 hektar, dan didalamnya ada masyarakat, makanya kami butuh sosialisasi supaya program ini bisa dipahami, bisa dimengerti oleh semua jajaran masyarakat," kata Haeru di kawasan pantai Paya Dua.

Dirjen menambahkan, berdasarkan informasi yang telah dia dapatkan, ada empat ratusan Kepala Keluarga yang lahannya masuk dalam kawasan yang akan dikembangkan itu, maka jika satu saja ada yang tidak sepaham maka, program itu tidak dapat dijalankan dengan baik.

"Program ini bersama-sama kita miliki, baik kami di pemerintah pusat, Pemdanya maupun masyarakatnya sebagai pelaku langsung," ujarnya.

Jika masyarakat di Aceh Timur telah siap, tambah DR TB Haeru maka program budidaya udang terintegrasi ini akan secepatnya dilakukan pembangunan dalam kawasan lahan yang luasnya mencapai seribu hektar ini.

Menurutnya, dalam 1000 hektar lahan itu selain dijadikan tambak, juga akan dibangunnya tempat produksi pakan, jalan, kawasan perumahan, tempat landasan helikopter (helipad), IPAL serta berbagai sarana penunjang lainnya sebagai kawasan industri udang moderen di Indonesia.

"Kita sudah dua tahun pandemi COVID-19, ekonomi kita terpuruk terus, dan salah satunya Kelautan Perikanan dan di dalamnya ini menjadi salah satu harapan terbesar untuk mengembalikan geliat perekonomian, jadi lebih cepat lebih baik, semuanya berpulang kepada proses," tambah dia.

Dirjen juga turut menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh para pemilik lahan dalam sosialisasi itu, diantaranya terkait dengan kepemilikan lahan, apakah akan dikembalikan setelah 15 tahun atau akan beralih hak milik, serta sejumlah pertanyaan lainnya seperti seperti sistem bagi hasil. Tak hanya itu, warga juga berharap agar anak-anak dikawasan itu nantinya dapat disekolahkan sehingga dapat menjadi SDM yang handal dibidang pengelolaan tambak yang modern.

"BPN juga harus memastikan supaya hak dan kaplingnya itu jelas," sebutnya.

Ia juga menyebutkan kalau hak milik tanah tetap menjadi pemilik lahan, hanya saja pemilik lahan diberikan hak untuk menggunakan lahan yang akan dikembangkan menjadi kawasan tambak terintegrasi, segala biaya dan pengerjaan lahan, serta modal sepenuhnya ditanggung oleh pihak Kementerian KKP RI, sedangkan pemilik lahan selain mendapatkan pekerjaan juga akan memperoleh pembagian hasil.

Sementara itu Bupati Aceh Timur Hasballah Bin HM Thaib merasa bersyukur dan berterimakasih kepada Dirjen Budidaya Perikanan KKP atas waktunya datang ke Aceh Timur dan dapat bertatap muka langsung dengan para pemilik lahan.

Bupati sangat berharap agar program nasional ini dapat terwujud di Aceh Timur demi membangkitkan ekonomi rakyat dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. "Harapan saya selaku kepala daerah dan juga harapan masyarakat supaya adanya lapangan kerja ini harus terwujud, karena ini menyangkut ekonomi masyarakat," harapnya.

Sebelumnya, rombongan Dirjen Perikanan Budidaya yang turut didampingi Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Irjen Pol Victor Gustaf Manoppo yang langsung disambut oleh Bupati Aceh Timur beserta sejumlah unsur Forkopimda dan para Asisten, Staf Ahli Bupati serta sejumlah kepala OPD terkait lainnya di Pendopo Bupati Aceh Timur.