Sikapi Gejolak di Lampung Tengah, Ketua LSM LESPER: Jangan Lupakan Sejarah

LAMPUNG TENGAH – Situasi dan kondisi di Lampung Tengah dengan gejolak yang mulai muncul di masa pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Musa Ahmad-Ardito Wijaya disikapi Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Ekonomi Masyarakat (LSM LESPER) Agustam Hadi.
Dia menegaskan, makna dari "Beguwai Jejamo Wawai" harus diimplementasikan. Artinya berbuat bersama-sama untuk kebaikan bersama, sebagai simbol awal mula terbentuknya Lampung Tengah yang berpusat di Gunungsugih pada 2001 lalu.
Dimana menurutnya, Lampung Tengah memiliki sembilan marga yang di simbolkan dalam "Jurai Siwo" sebagai lambang sembilan adat budaya masyarakatnya.
"Jadi intinya, kita khususnya masyarakat Lampung Tengah tidak ingin adanya perpecahan dan kecemburuan sosial antara satu dengan yang lain yang membuat kita seolah-olah terkotak-kotak di masa kepemimpinan Musa Ahmad dan Ardito Wijaya saat ini," ujar Agustam di kediamannya di Bandarjaya Timur, Jumat (25/06).
Dalam beberapa pekan ini, kata Agustam, dirinya banyak menerima informasi, aduan serta keluhan dari berbagai kalangan seperti rekanan kontraktor, LSM, awak media, pedagang, petani dan lainnya.
“Mereka mengeluh dengan aturan dan kebijakan saat ini yang membuat mereka merasa ada perbedaan. Apalagi di masa pandemi saat ini. Bahkan mereka merasa hanya segelintir pihak-pihak saja yang merasakan nyaman dengan hal itu,” kata Agustam.
"Di sini kita tidak berbicara Pilkada yang sudah berlalu. Pihak siapa dan pendukung siapa?. Tetapi kita berbicara siapa pun pemimpin di Lampung Tengah saat ini, itulah yang perlu kita dukung demi kebaikan kita bersama masyarkat Lampung Tengah. Tetapi kami khususnya dari LSM Lesper sebagai lembaga kontrol, perlu dong untuk mengingatkan pemerintahan saat cara atau langkah yang di ambil itu salah, atau tidak sesuai," ungkap Agustam.
DIa mengingatkan, jangan sampai menunggu semua elemen masyarakat melakukan aksi atau harus turun ke jalan menyampaikan aspirasi mereka, baru pemerintah daerah berpikir.
“Seorang pemimpin harus peka dan dapat membaca situasi yang saat ini terjadi di tengah masyarakat," tambah dia.
Dia berharap simbol Beguwai Jejamo Wawai yang dirumuskan di era pemerintahan Bupati Andi Ahmad pada masa itu dapat diimplementasikan guna membangun, memperbaiki, dan menjadikan Lampung Tengah lebih baik lagi ke depan.
“Jangan lupakan sejarah, itu sebagai pondasi awal tegaknya roda pemerintahan di Lampung Tengah,” tegasnya.
Dirinya berharap apa yang dikatakan Wakil Bupati Ardito Wijaya saat pelantikan ormas PGK jangan hanya ucapan saja namun tidak di jalankan.
“Apa yang beliau katakan kemarin, yang berharap ormas, LSM, asosiasi yang ada di Lampung Tengah, mari bersama-sama bersinergi mendukung pembangunan, tetapi tidak pernah mendengar keluh kesah masyarakat di bawah," cetusnya.
"Jadi harapan saya, kami, dan kita semua masyarakat Lampung Tengah, ayo kita duduk bersama mencari jalan solusi atas gejolak saat ini, minimal kalau kita belum bisa menyatukan, setidaknya jangan sampai menabur perpecahan. Perlu di ingat kami bukan Joker atau badut yang sejarahnya dari orang baik menjadi jahat karena tidak bisa menahan kezaliman," tegasnya.