Liput Deklarasi Kampanye Damai, Wartawan Diusir KPU Lampung Selatan

LAMPUNG SELATAN – Dua orang Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung Selatan, Mislamudin dan Hendra Apriyansah, mengusir wartawan yang hendak meliput deklarasi kampanye damai pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan 2020 di Aula KPU setempat, Senin (19/10).
"Bagi hadirin yang tidak memiliki kepentingan, kami persilahkan keluar," ujar Mislamudin dengan pandangan ke arah rombongan wartawan yang meliput di dalam ruangan.
Bahkan, dengan nada lebih tinggi komisioner KPU Hendra Apriyansah meminta bagi hadirin yang tidak duduk di kursi untuk langsung ke luar ruangan..
"Silahkan bagi yang tidak dapat kursi agar keluar ruangan. Acara tidak akan dimulai jika masih ada hadirin yang berdiri. Wartawan yang meliput cukup perwakilan, tidak semuanya harus ada di dalam ruangan," ketus Hendra.
Beberapa petugas menarik sejumlah wartawan untuk keluar ruangan.
Wartawan MNC TV, Heri mengaku kesal dengan tindakan komisioner KPU.
"Dari awal acara di aula tidak ada pembatasan peliputan. Tapi setelah acara mau dimulai, kok kami diusir seperti gitu. Kayak kami ini kucing saja. Kami tidak terima," ucap wartawan senior di Lampung Selatan itu.
Heri menegaskan, terkait masalah ini pihaknya akan mengadukan ke organisasi profesi hingga perusahaan media. Menurut dia, arogansi Komisioner KPU ini merupakan bentuk pelecehan profesi wartawan sesuai dengan UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
"Segera kami laporkan ke organisasi, kalau perlu ke perusahaan media. Harusnya pihak KPU Lampung Selatan paham akan tugas dan fungsi wartawan. Kami ini adalah mata dan telinganya masyarakat. Kami minta Komisioner KPU Lampung Selatan dipidana sesuai dengan UU Pers," tukasnya.
Senada, disampaikan pewarta MetroTV Rustam. Dia menyesalkan tindakan arogansi komisioner KPU yang mengusir wartawan dihadapan banyak pejabat dan 3 pasangan calon.
"Disitu kan ada Pak Pj Bupati, Pak Kapolres dan pejabat lainnya hingga 3 calon bupati dan pasangannya. Begitu mengganggukah kehadiran kami yang hanya sekitar 5-7 orang wartawan yang meliput. Harusnya dari awal sebelum masuk ruangan ditata, mana wartawan perwakilan yang ditunjuk untuk mengambil gambar atau foto. Tapi ini tidak, setelah di dalam ruangan, ujug-ujug kami diusir keluar," ungkapnya.