Sekretaris Komisi II DPRD Lampung Kritik Festival Krakatau

BANDARLAMPUNG – Festival
Krakatau ke-32 yang dipusatkan di PKOR Wayhalim, Bandarlampung, pada 7-8 Juli
2023 mendatang mendapat kritikan dari Sekretaris Komisi II DPRD Lampung, Lesty
Putri Utami.
Lesty mengatakan, pelaksanaan Festival Krakatau tahun 2023
seharusnya tidak dilaksanakan di PKOR Wayhalim, Bandarlampung.
Menurutnya, seharusnya Festival Krakatau digelar di Lampung
Selatan yang menjadi lokasi keberadaan Gunung Anak Krakatau (GAK). Jika
Festival Krakatau dilaksanakan di PKOR Wayhalim dikhawatirkan menghilangkan
esensi dari kegiatan tersebut.
“Kami kasih kritik yang membangun, bahwa jangan sampai
melupakan akar dari pada kegiatan Festival Krakatau tersebut,†kata Lesty,
Selasa (4/7/2023).
Ia mengungkapkan, setiap tahunnya Festival Krakatau selalu
dilaksanakan di Lampung Selatan, dan fokus utamanya adalah melihat Gunung Anak
Krakatau dan kegiatan-kegiatan adventure.
“Jadi kalau digelar di PKOR Wayhalim, Bandarlampung, memang
agak jomplang. Seharusnya tidak dipusatkan di PKOR,†ujarnya.
Lesty membeberkan, latar belakang Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung melaksanakan Festival Krakatau di PKOR
Wayhalim karena rangkaian acaranya yang padat. Selain itu, juga karena Festival
Krakatau dibantu oleh pihak swasta.
Lesty tidak membantah jika ada kendala anggaran dalam
pelaksanaan Festival Krakatau tahun ini. Hal itu dikarenakan adanya
program-program dari Dinas Pariwisata yang harus direalisasikan sampai dengan
penghujung tahun 2023 nanti.
“Terkendala anggaran
itu memang benar, karena mungkin banyak program yang harus cepat direalisasikan
di penghujung anggaran tahun 2023,†katanya.
Ia mengatakan, kalau kegiatan-kegiatan itu tidak segera
direalisasikan dikhawatirkan akan menjadi bahan pemeriksaan terutama terkait
dengan laporan pertanggungjawaban anggaran dari pihak eksekutif.
Sebelumnya, Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia
(Astindo) Provinsi Lampung, Adi Susanto mengatakan, jelang perhelatan Festival
Krakatau tahun ini belum ada pengaruhnya terhadap peningkatan kunjungan
wisatawan ke Lampung.
“Jika kegiatan itu
(Festival Krakatau) menjadi bagian paket wisata tentunya berpengaruh. Apalagi,
Festival Krakatau tahun ini tidak ada tour Krakatau. Sementara, orang datang ke
Lampung itu mau melihat Anak Gunung Krakatau.
“Mereka (wisatawan) mau turnya itu, mau melihat sejarah
Gunung krakatau yang dulu meletus, kemudian bentuknya gunung itu kini seperti
apa. Nah jika di tahun ini tur itu tidak ada bagaimana?†kata Adi, Senin
(3/7/2023).
Adi memprediksi pelaksanaan Festival Krakatau tahun ini
tidak akan berpengaruh pada pemesanan paket wisata. Apalagi, tour ke GAK sudah
ditiadakan. “Karena apa yang mau ditawarkan ke wisatawan luar provinsi atas
perhelatan itu,†ujarnya.
Adi mengungkapkan, pada 2022 lalu saja masih ada tur ke
Gunung Anak Krakatau kunjungan wisatawannya belum signifikan. Apalagi tahun ini
festival tersebut hanya dipusatkan di PKOR Wayhalim,†ungkapnya prihatin.
Ia melanjutkan, kemungkinan besar hanya warga lokal saja
yang akan menyaksikan atau terlibat dalam perhelatan Festival Krakatau nanti.
Pihaknya juga masih bingung mau menawarkan paket wisata apa ke wisatawan dalam
Festival Krakatau tersebut.
Ia mengusulkan, pelaksanaan Festival Krakatau harus ada ciri
khasnya yang menunjukan bahwa even itu hanya ada di Provinsi Lampung. Sehingga
bisa menarik wisatawan luar provinsi dan mancanegara untuk berkunjung.
“Nah ciri khas ini jangan diganti-ganti. Kalau orang tidak
bisa ikut tur melihat Gunung Anak Krakatau, lalu apa yang harus kami tawarkan
ke wisatawan,†tegasnya.
Ia tidak memungkiri bahwa selama ini kegiatan tour ke Gunung
Anak Krakatau sudah menjadi ikon dari Festival Krakatau. Untuk itu, ia berharap
agenda tersebut jangan dihilangkan.