Masyarkat Denteteladas Tolak Pengerukan Muara Sungai Tulangbawang

Masyarkat Denteteladas Tolak Pengerukan Muara Sungai Tulangbawang
Foto: Istimewa

TULANG BAWANG - Proyek pengerukan atau pendalaman muara Way (sungai) Tulanbawang yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menuai kritik masyarakat Kampung Kualateladas, Kecamatan Denteteladas, Tulangbawang

Kardi warga Kualateladas mengatakan, sebelumnya masyarakat tidak pernah diberikan sosialisasi terkait proyek tersebut. Sosialisasi hanya dilakukan internal.

“Masyarakatnya hanya diminta  tanda tangan persetujuan oleh oknum yang meminta foto copy KTP dan KK. Surat persetujuan itu juga  tanpa judul, langsung minta tanda tangan. Setelah tanda tangan, warga diberi uang Rp100 ribu. Jadi sebelumnya, masyarakat tidak tau tujuan tanda tangan itu untuk apa," ungkapnya, Sabtu (07/08) kemarin.

Terkait sosialisasi proyek tersebut, lanjut dia, pernah dilakukan satu kali di Aula Kantor Kecamatan Denteteladas. Namun hasil sosalisasi itu ditolak masyarakat.

“Soal sosialisasi itu hanya dihadiri pengurus-pengurusnya atau mereka yang terlibat langsung dengan kegiatan proyek itu saja. Tidak diikuti seluruh elemen masyarakat. Masyarakat juga  tidak diberi tau mengenai dampak, proyek pengerukan muara sungai tersebut,” terangnya.

“Sebenarnya masyarakat di sini menolak pengerukan itu  karena akan merusak ekosistem serta biota laut yang ada seperti tempat bertelur udang, ikan dan rajungan dan lainnya, yang selama ini menjadi sumber mata pencarian warga," ungkapnya.

Senada disampaikan Ansori warga asli Kampung Kualateladas. Dia mengatakan, masyarakat tidak setuju adanya kegiatan pengerukan muara sungai tersebut karena bisa merusak ekosistem perairan laut.

“Kami berharap kepada pemerintah daerah dan pusat bisa berpikir kembali kegiatan pendalaman muara sungai yang dilaksanakan  PT  Sienar Tri Tunggal Perkasa (STTP), karena akan berdampak pada kerusakan ekosistem dan merugikan masyarakat," kata Ansori.

Jailani, warga Kualateladas yang pernah mengikuti rapat sosalisasi proyek tersebut di kantor camat setempat mengatakan,  masyarakat menolak hasil rapat sosialisasi tersebut.

“Sebenarnya, hasil rapat sosialisasi itu sudah ditolak warga. Namun, tiba-tiba kami liat ada  acara potong tumpeng di TPI Kualateladas untuk peresmian dimulainya proyek pengerukan. Padahal, masyarakat sudah tegas menolak," kata Jailani.

 "Acara peresmian dimulainya proyek itu hanya mengundang kepala kampung. Anehnya lagi, kepala kampung Kualateladas Pakusnadi saat ditanya bagaimana rencana kegiatan proyek itu, justru bilang tidak tahu. Seharusnya pihak Dinas Perhubungan dan pihak PT STTP, jangan meresmikan dimulainya proyek sebelum ada kesepakatan persetujuan dari masyarskat,“ jelasnya.