Malaysia Belajar Pertanian ke Kabupaten Serang

SERANG - Kesuksesan
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah bersama
ahli pertanian Profesor Ali Zum Masyar dalam pengembangan bidang pangan,
mengundang perhatian Pemerintah Malaysia. Terutama dalam pengembangan pertanian
padi, kedelai, dan integrasi dengan peternakan.
Secara khusus Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan
Malaysia Datuk Sri Haji Mohamad bin Sabu mengunjungi langsung Pusat Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Agrowisata Edutainment Serang di Desa
Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Minggu (19/3/2023).
Menurut Tatu, potensi pertanian dan pariwisata di wilayahnya
cukup potensial. Salah satu yang telah terbukti dikembangkan di area pertanian
Kabupaten Serang, adalah varietas kedelai Migo Ratu Serang. Hasil kerja sama
dengan Profesor Ali Zum Masyar.
“Kedelai varietas Migo Ratu sedang dikembangkan secara
optimal dan menjadi program prioritas kami.
Apalagi seperti kita tahu. Indonesia dikenal sebagai produsen tahu dan
tempe, sangat ironis jika makanan utama kedelai dapat dari impor,†katanya.
Dia menilai, kualitas kedelai lokal Kabupaten Serang. Hasil
uji coba varietas Migo Ratu Serang, mampu menghasilkan hingga 6,5 ton kedelai
per haktare. “Ada empat kabupaten yang menjadi lumbung pangan di Banten yakni
Kabupaten Tangerang, Lebak, Pandeglang, dan Serang,†ujarnya.
Dia berharap, setelah
pertemuan itu akan ada kerja sama bidang pertanian antar Pemkab Serang dengan
Pemerintah Malaysia. “Ada lahan sawah seluas 57 ribu hektare dan perkebunan 8
ribu hektare yang bisa dimanfaatkan,†imbuhnya.
Selain itu, Tatu juga
mengajak rombongan Menteri Malaysia untuk berwisata ke pantai Anyar-Cinangka
sebagai tempat liburan bersama keluarga. “Nanti kita sama-sama buat acara di
Pantai Anyer, biar bisa refreshing,†ujarnya.
Peneliti Pengembangan dan Penerapan Agrobisnis Kabupaten
Serang, Profesor Ali Zum Mashar mengatakan, saat ini Pemkab Serang memiliki
beras dengan kualitas protein tinggi, sebagai solusi stunting dan gizi di
dunia. “Karena beras di sini zero sugar dan ada juga jenis padi yang bisa panen
16 ton per hektare,†ujarnya
Selain itu, pihaknya memiliki teknologi kedelai yang sudah
dirakit 20 tahun lalu dan mampu memproduksi 6 ton per hektare. “Dunia hanya
bisa produksi maksimal 4 ton per hektare, namun kita bisa lebih, asal mengikuti
prosedur yang kita buat,†ucapnya.
Dia menambahkan, Indonesia berpotensi menjadi swasembada
daging dan telur dengan memanfaatkan limbah jagung dan kedelai untuk dijadikan
sebagai pelet ayam. “Ini yang akan kita kembangkan untuk kerja sama dengan kerajaan Malaysia. Kita bisa bangun
kedaulatan pangan dengan mitra dari internasional,†ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan
Malaysia Datuk Sri Haji Mohamad bin Sabu mengaku kagum dengan keindahan sektor
wisata di Kabupaten Serang. “Kita satu rumpun dan satu keturunan. Oleh karena
itu, kita sering bekerjasama seperti saat kejadian tsunami di Aceh dan gempa di
Palu,†ujarnya.
Ia juga mengapresiasi potensi pertanian yang sudah
dikembangkan oleh pihak pemerintah guna menjamin ketahanan pangan warganya.
“Semoga kita bisa bekerjasama dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing,â€
ujarnya. (*)