Lampung Utara Zona Merah, IDI Angkat Bicara

LAMPUNG UTARA - Menyusul ditetapkannya Lampung Utara dalam daftar zona merah penyebaran COVID-19 mengundang berbagai tanggapan banyak pihak. Tak terkecuali Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kabupaten setempat.

Sebagai organisasi profesi yang bergerak pada bidang kesehatan, pihaknya terus berkoordinasi dengan satuan gugus tugas COVID-19, agar semua tetap meningkatkan 3 T (tracing, testing dan treatment).

"Seperti pemeriksaan pasien dan keseriusan dalam menemukan kasus. Agar selanjutnya dapat dilakukan penanganan lebih lanjut," kata Ketua IDI Lampung Utara Sri Haryati, Rabu (20/01).

Selain langkah pencegahan untuk menekan angka penularan, Sri menjelaskan, yang perlu ditingkatkan yakni soal pembatasan atau pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan banyak orang. Tak terkecuali dengan kegiatan pendataan kembali para pelaku-pelaku perjalanan.

"Khususnya pelaku perjalanan dari zona merah ataupun dari daerah dengan transmisi lokal," ucapnya.

Tak sampai disitu, IDI pun mengingatkan Satgas COVID-19 daerah agar benar-benar dapat mempertimbangkan kembali terkait rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka secara langsung bagi para siswa-siswi di wilayah Lampung Utara.

"Mengingat laju sebaran virus SARS-CoV-2 yang terbilang tak terkendali. Maka ada baiknya semua pihak dapat saling menjaga satu dan lain-nya demi kesehatan semua warga," imbaunya.

Peningkatan terhadap protokol kesehatan yang sudah dari jauh hari kiranya dapat lebih ditingkatkan. Yaitu dengan mematuhi 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) harus tetap dilaksanakan dengan disiplin dan konsisten.

"Selain itu melalui anggota IDI yang ada di Lampung Utara, agar terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang COVID-19. Paling tidak upaya itu dapat meminimalisir rantai penularan," tandasnya.