Surat Untuk Para Elit Politik dan Adian Napitupulu

Surat Untuk Para Elit Politik dan Adian Napitupulu
Yusuf Lakaseng Salah Seorang Eksponen Gerakan 98 dan Mantan Ketua PRD

Saya sebagai aktivis 98 mengajak kepada semua eksponen 98 termasuk kawan saya Adian Napitupulu untuk bersuara keras untuk  menentang gagasan para elit yang bau busuk penghianatannya pada reformasi sangat amis  tidak bisa disembunyikan lagi

Surat Untuk Elit Politik dan Adian Napitupulu

Oleh: Yusuf Lakaseng *) 

Wacana penundaan pemilu harus di hentikan, para elit politik harus naik level menjadi negarawan, pikiran mereka tidak lagi untuk kepentingan jangka pendek.

Tidak ada satupun alasan yang solid dapat di terima akal sehat yang menjadi alasan mengusulkan pemilu di tunda dan memperpanjang masa jabatan Presiden.

Konstitusi telah memuat jelas pembatasan masa jabatan Presiden hanya dua periode saja dan mengamanatkan sirkulasi pemilu setiap lima tahun sekali, itu adalah amanat reformasi setelah sebelumnya Indonesia selama 32 tahun berada dalam otoriteranisme.

Para elit politik harus berhenti mempertontonkan drama miskin integritas dan haus kekuasaan, alasan yang dibuat-buat itu telah menghina kecerdasan rakyat. Jangan sampai nafsuh ingin memperpanjang kekuasaan  hasilnya justru akan di jatuhkan rakyat sebelum masa jabatan selesai. 

Wacana perpanjangan masa jabatan Presiden jika terus di paksakan akan menciptakan kegaduhan dan perpecahan, energi bangsa akan terkuras pada pro kontra yang tidak ada habisnya. Imbasnya terjadi instabilitas politik dan pemulihan ekonomi akan terganggu.

Sekali lagi saya menyerukan ayolah para elit politik untuk naik level menjadi negarawan, jangan tabrak sesuatu yang telah di batasi oleh konstitusi. Jangan menganggap diri paling hebat, paling bisa bekerja. Jika pemerintahan saat ini merasa sukses dan meninggalkan standar tinggi keberhasilan pembangunan maka yakinlah bahwa generasi kepemimpinan berikutnya pasti akan menjadikan dirinya lebih hebat lagi.

Kepemimpinan yang baik tidaklah mewariskan gedung pencakar langit dan jalan tol yg panjang tapi yang dia wariskan adalah budaya, adab serta tradisi kekuasaan yang demokratis dan tunduk pada konstitusi dan kehendak rakyat. Bukankah keadaban tertinggi berdemokrasi adalah ketaatan pada konstitusi.

Saya sebagai aktivis 98 mengajak kepada semua eksponen 98 termasuk kawan saya Adian Napitupulu untuk bersuara keras untuk  menentang gagasan para elit yang bau busuk penghianatannya pada reformasi sangat amis dan tidak bisa lagi di sembunyikan. 

Mari lawan munculnya Harmoko-Harmoko baru, kita selamatkan reformasi dari para elit yang tidak bisa menahan diri dari godaan kekuasaan, jika gagasan mereka berhasil maka itu akan jadi preseden buruk untuk lahirnya kembali kekuasaan seumur hidup. Kita menolak ide itu karena kita tidak mau Jokowi menjelma menjadi penguasa pemerintahan yang otoriter, inilah cara lain dari saya mencintai Pak Jokowi.

*) aktivis 98, mantan Ketum PRD