Pulihkan Ekonomi Akibat COVID-19, Gubernur Banten Tancap Gas di Sekor Pertanian

Pulihkan Ekonomi Akibat COVID-19, Gubernur Banten Tancap Gas di Sekor Pertanian
Istimewa

SERANG - Gubernur Banten Wahidin Halim langsung tancap gas terhadap pemulihan ekonomi di wilayahnya. Memperkuat sektor pertanian menjadi perhatian Wahidin.

"Kekuatan sektor pertanian menjadi  ketahanan pangan serta memastikan kekuatan stok bahan kebutuhan pokok," ungkap Wahidin saat melakukan monitoring sektor pertanian di Selatan Banten, Kamis (02/07).

Menurut Wahidin, kita sedang menghadapi wabah yang merata di seluruh negeri dan berdampak juga di Provinsi  Banten, kita  mengandalkan industri dan perdagangan yang masih dalam siklus lingkaran krisis, yang berimbas kepada perekonomian. Semua akan tetap bergulir dengan baik apabila kita dapat memastikan ketersediaan pangan dan  bahan pokok sehingga perdagangan tetap berputar dengan baik dan tidak ada kenaikan harga atau kelangkaan stok.

"Kita harus berupaya membudidayakan lahan-lahan yang ada di Banten untuk bisa ditanam apa saja," ucapnya.

Dalam kunjungan ke kebun cabai di Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak itu, Wahidin menyaksikan sendiri berbagai tanaman dapat tumbuh di lahan yang kurang subur dan meminta Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk mengerakkan sektor pertanian lebih masif dalam menanam seperti cabai, labu, oyong, ketela, dan komoditas pertanian lainnya selain padi.

"Kita, harus semangat untuk menjadikan sektor pertanian sebagi ujung tombak perekonomian Banten. Sehingga, menjadi penghasil produk pertanian terbesar," tegasnya.

Dalam kesempatan itu Wahidin ungkapkan rasa syukurnya atas lahan-lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk menanam dan  menghasilkan komoditas  pertanian yang bagus. Mengarahkan Banten wilayah selatan untuk memperkuat sektor pertanian, tidak harus bergeser ke sektor industri.

"Memperkuat basis pertanian untuk memperkuat daya tahan masyarakat," ungkapnya.

Masih menurut Wahidin, di saat daya beli masyarakat sempat turun, tapi yang menggembirakan adalah stok produk pertanian cukup sampai Oktober.

"Daya beli masyarakat berkurang tapi kebutuhan pokoknya terpenuhi. Harga sembako masih stabil, jadi tidak mengkhawatirkan," tegasnya.