Pemprov Banten Buka Posko dan Layanan Masyarakat Terkait Penyakit Gagal Ginjal Akut

SERANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten membuka posko
dan layanan masyarakat terkait gagal ginjal akut sesuai arahan Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
Demikian disampaikan Asisten Administrasi Umum Sekretariat
Daerah Provinsi Banten Deni Hermawan pada saat diskusi Refleksi Hari Kesehatan
Nasional 2022 dengan tema 'Penanganan dan Pencegahan Gagal Ginjal Akut di
Banten' yang diselenggarakan Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Harian dan
Elektronik Provinsi Banten, di KP3B, Kota Serang, Kamis (3/11/2022).
Saat penyakit gagal ginjal akut terdeteksi, menurut
Deni, Penjabat Gubernur Banten Bapak Al
Muktabar langsung memanggil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk
melakukan beberapa hal.
“Dan saat ini sudah ada posko untuk melakukan monitoring
perkembangan," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Deni juga mengajak masyarakat untuk
dapat terus menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan, dan melakukan
konsultasi dengan dokter jika mengalami permasalahan kesehatan.
"Kasus ini membuka mata kita semua untuk waspada. Kita
juga harus cermat dan tepat dalam upaya penanganan ini," katanya.
Sementara, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia
Mendrova menambahkan, kasus gagal ginjal akut menjadi atensi bersama, di tengah
Pandemi COVID-19 yang telah melandai.
"Kita konsen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat di Provinsi Banten. Kita imbau kepada orang tua yang memiliki anak,
kalau anak memiliki gejala demam kita imbau jangan panik dan lengah, dan dapat
membawa ke fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya.
Sedangkan, Kasi Surveilans, Imunisasi, dan Krisis Kesehatan
pada Dinkes Provinsi Banten, Rian Rahmat Arianto mengatakan saat ini Dinkes
Provinsi Banten telah membuka posko untuk melakukan monitoring perkembangan.
Berdasarkan data pada tanggal 2 November 2022 di Provinsi Banten terdapat 23
kasus gagal ginjal akut, terdiri dari 7 kasus sembuh, 2 kasus sedang dilakukan
pemantauan atau perawatan dan 14 kasus meninggal dunia.
"Pada saat awal kita juga telah melakukan tracing, dan
ada pemantauan epidemiologi yang dilakukan untuk mengetahui latar belakangnya,
serta riwayat obat apa saja yang diberikan," katanya.
Ia menuturkan terkait pendataan, pihaknya bekerjasama dengan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data tersebut berasal dari sistem
laporan Rumah Sakit dan Sistem Respon Dini.
"Tim kami yang bersinergi dengan Kemenkes, ada
pelaporan 2 sistem dari sistem laporan Rumah Sakit dan Sistem Respon
Dini," tandasnya.
Di tempat yang sama, Jurnalis Senior TV Bowo Sangkala
menyampaikan bahwa kasus gagal ginjal akut saat ini telah menjadi salah satu
top ranking pemberitaan secara nasional. Ia mengajak temen-temen media untuk
ikut melakukan sosialisasi kepada publik agar selalu menerapkan pola hidup
sehat.