Enam Fraksi DPRD Pesisir Barat Sampaikan Pandangan Umum Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2022

PESISIR BARAT – Enam
fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pesisir Barat, menyampaikan
pandangan umum terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Tentang
Pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2022.
Pandangan umum itu disampaikan pada rapat paripurna di ruang
Rapat DRPD Pesisir Barat, Lampung, Selasa (4/7/2023).
Rapat dipimpin langsung Ketua DPRD Agus Cik, dihadiri 18
anggota dari 25 anggota DPRD, Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal, Wakil Bupati A.
Zulqoini Syarif, Plt Sekkab Jon Edwar, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah
(OPD), dan camat.
Pandangan umum diawali dari Fraksi Nasdem yang disampaikan
Hendrik Gunawan.
Dikatakannya, pihaknya mengapresiasi diraihnya predikat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Pemkab Pesisir Barat terhadap laporan
keuangan Tahun Anggaran 2022 oleh BPK RI perwakilan Provinsi Lampung.
"Fraksi Nasdem melihat perlunya peningkatan kreatifitas
program terpadu antar OPD sehingga percepatan dan pengoptimalan dalam rangka
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa tercapai dengan maksimal,"
ungkapnya.
Fraksi Nasdem juga memandang perlunya upaya dan tindakan
tegas serta bimbingan pisikologis oleh tenaga profesional ihwal mulai maraknya
kasus kenakalan remaja, pelecehan terhadap perempuan dan anak dibawah umur.
Sementara terkait acapkali terjadinya musibah kebakaran,
menurut Hendrik Fraksi Nasdem menilai perlu upaya pemerintah dalam memenuhi hak
azazi masyarakat untuk mendapatkan
perlindungan dari ancaman bencana kebakaran, dimana dalam penanggulangannya
tidak lagi berfokus pada aspek tanggap darurat akan tetapi lebih kepada
keseluruhan manajemen resiko.
"Wilayah-wilayah yang sering terjadi musibah kebakaran
seperti di Kecamatan Karya Penggawa, diharapkan segera dibuatkan posko siaga Damkar
dengan fasilitas yang maksimal," ucap Hendrik.
Fraksi Nasdem berharap adanya upaya yang maksimal dalam
pemberdayan, pembinaan, dan prioritas pembangunan masyarakat pada sektor
kebudayaan, sehingga bisa menjadi salah satu
pariwisata yang diunggulkan.
"Terakhir persoalan penanganan sampah, utamanya di lokasi
objek wisata dan pusat keramaian saat ini cukup memprihatinkan, diharapkan hal
ini menjadi perhatian bersama, sehingga upaya pengelolaannya juga dibarengi
dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat," tutupnya.
Penyampaian pandangan berikutnya dari Fraksi PDI Perjuangan
melalui Erwin Goestom yaitu Fraksi PDI Perjuangan meminta kepada Pemkab Pesisir
Barat agar dalam penyelenggaraan pemerintah, dalam perencanaan harus matang,
terukur, terstruktur, dan tepat guna dengan menyesuaikan antara kebutuhan dan kemampuan
anggaran, agar membuahkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat Pesisir Barat.
"Fraksi PDI Perjuangan meminta Pemkab Pesisir Barat
memberikan penjelasan terkait Utang/ Piutang, sebab ini dapat mempengaruhi arus
kebijakan Pemkab kedepan dalam membangun daerah dan demi kepentingan
bersama," pinta Erwin.
Fraksi PDI Perjuangan juga meminta Pemkab Pesisir Barat melakukan
koordinasi dan pembahasan dengan DPRD terkait hasil dari evaluasi keuangan
daerah dengan Pemprov Lampung.
Ditambahkannya, Fraksi PDI Perjuangan mengkritisi terkait
pelaporan pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah.
"Bupati harus hadir dalam rapat paripurna, sebab
kegiatan ini merupakan acara yang sakral. Pelaksanaan dan laporan keuangan
daerah bukan sekedar catatan belaka melainkan bukti ketaatan terhadap negara
dan juga terhadap sumpah jabatan yang pernah diikrarkan," ucap Erwin
Pandangan Fraksi PDI Perjuangan terakhir yaitu pihaknya
mengkritisi kinerja Pemkab Pesisir Barat terkait gelaran Krui Fair di pelataran
kantor Bupati dan juga menyelenggarakan panggung hiburan di pelataran Kantor
DPRD Pesisir Barat yang dianggap tidak etis dan mengganggu konsentrasi proses
kinerja Pemkab Pesisir Barat.
"Ini mesti menjadi catatan penting dan menjadi bahan
kajian yang mendalam dampak menyelenggarakan kegiatan baik formal maupun non
formal, sehingga esensi yang diharapkan tercapai dengan arip dan
bijaksana," ungkap Erwin mengakhiri.
Sementara pandangan dari Fraksi PKB yang disampaikan H.
Liswandi, pihaknya meminta untuk dilakukan pembahasan di DPRD Pesisir Barat
terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022,
Rp769.761.546.000 332.
"Dalam menetapkan rancangan APBD tahun-tahun berjalan
agar lebih sehingga tidak terdapat lagi defisit anggaran yang terlalu besar sehingga
fraksi PKB menyarankan kepada tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk
merespon dan melaksanakan koreksi saran masukan dari berbagai transisi yang
disampaikan," pinta Liswandi.
Pandangan Fraksi Demokrat yang disampaikan Fadli Ahmadi
antara lain terkait pembangunan kawasan potensial dan strategis pada suatu
wilayah kawasan-kawasan tersebut bisa disebut kawasan perkotaan yang merupakan
pusat kegiatan ekonomi, wilayah kawasan pedesaan, kawasan industri, kawasan
pariwisata, dan kawasan ekonomi khusus pembangunan infrastruktur memberikan
peranan yang sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi serta
meminimalisir pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan tentunya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat banyak.
Disisi lain parasut yang kurang memadai juga berpengaruh
pada daya tarik iklim investasi di suatu wilayah para investor penuh dengan
khawatiran untuk berinvestasi
"Fraksi Demokrat mendorong para pelaku pembangunan
untuk meningkatkan kualitas pembangunan yang belum sempat diresmikan sudah rusak
yang bermuara pada perwujudan pemerintahan yang baik yaitu pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi pelayanan prima demokrasi, dan efisiensi efek aktivitas. Pemkab Pesisir
Barat hendaknya mampu serta bisa membuktikan kinerja secara lebih nyata,"
jelas Fadli.
Lanjut Fadli, Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 1
menjelaskan perencanaan pada suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia. Sementara pada Pasal 8 menyebutkan tahapan perencanaan meliputi
penyusunan rencana penetapan rencana pengendalian pelaksanaan rencana serta
eksplorasi pelaksanaan rencana.
"Fraksi Demokrat meminta agar Pemkab Pesisir Barat agar
bisa mengoptimalkan serta memperbaiki perencanaan, sehingga membuahkan hasil
yang maksimal bagi daerah dengan membuktikan aset-aset yang ada, mengingat
sampai saat ini masih adanya aset-aset daerah tidak difungsikan," harap
Fadli.
Pihaknya meyakini hal itu berdampak positif pada peningkatan
PAD Pesisir Barat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dalam penyusunan Ranperda APBD yang dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2019 tentang pengelolaan
keuangan daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 84
Tahun 2002 tentang pedoman penyusunan APBD. Untuk itu diminta dalam mengusulkan
setiap anggaran daerah hendaknya senantiasa mendapatkan kasus efisien dan
efektif serta harus dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi sehingga target
menerima realisasi anggaran tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan kacaunya
arus kas daerah," tandas Fadli.
Sementara itu pandangan Fraksi Amat Indonesia Raya oleh
Herman, dalam rangka pemenuhan kebutuhan hak-hak dasar masyarakat seperti
pendidikan kesehatan, pemberdayaan UMKM, serta kesejahteraan harus menjadi
prioritas utama tanpa mengesampingkan anggaran kebutuhan birokrasi.
"Terkait pendapatan daerah diminta Pemkab Pesisir Barat
untuk melakukan kerjasama dengan pihak ketiga sehingga aset-aset yang ada
memiliki nilai guna dan meningkatkan PAD," pintanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta Pemkab Pesisir Barat
untuk melakukan evaluasi terkait dana bantuan sosial untuk OPD terkait, agar
bantuan dimaksud tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Fraksi Amanat Indonesia Raya mengucapkan selamat dan
apresiasi yang tinggi kepada Pemkab Pesisir Barat atas diraihnya predikat WTP
terhadap laporan keuangan Tahun Anggaran 2022. Sebagai catatan Pemkab Pesisir
Barat hendaknya lebih bijak dalam menggunakan anggaran sehingga tidak
menimbulkan kegaduhan baik di lingkungan Pemkab hingga ke perangkat pekon,"
pungkas Herman.
Terakhir pandangan Fraksi Golkar Perindo yang disampaikan I
Gusti Kadi Artawan. Menurutnya, ihwal predikat WTP pada pelaporan keuangan
daerah menjelaskan bahwa administrasi pelaporan sudah memenuhi ketentuan yang
berlaku. Namun pada tataran teknis yang selalu terlambat meminta Kepala Daerah
bisa menjelaskan secara rinci sebagai bentuk transparan pada persoalan yang
ada, yang juga menjadi evaluasi bagi BPKAD pada proses geologi, dan capaian PAD
Pesisir Barat.
"Fraksi Golkar Perindo juga menilai kurang baiknya
kualitas pembangunan infrastruktur dibeberapa OPD terkait, seperti pembangunan
ruas jalan Pekon Negeri Ratu Ngambur pada Tahun 2021 dan 2022 sangat buruk
sehingga pihak ketiga diputus kontrak. Begitu juga dengan gedung-gedung sekolah
yang belum 10 tahun sudah amburadul atap dan plafonnya. Kualitas infrastruktur
menjadi permasalahan ekstra ordinary yang patut menjadi perhatian khusus
seluruh stake holder," jelasnya.
Pihaknya juga meminta dijelaskannya tindaklanjut pengajuan
berkaitan dengan program Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan
(PPTKH). Mengingat, beberapa pemukiman masyarakat Pesisir Barat berada didalam
kawasan hutan.
"Pemkab Pesisir Barat diharapkan untuk lebih
memperhatikan, mengakomodir, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber-sumber PAD
yang dimiliki daerah. Ketika menyusun anggaran pendapatan seperti untuk lebih
diperhatikan pemanfaatan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah, sehingga
mampu mendorong pencapaian realisasi PAD yang optimal dan meningkatkan PAD guna
mengurangi ketergantungan daerah terhadap bantuan pemerintah pusat dan
provinsi," harapnya.
Ia juga berharap agar Pemkab Pesisir Barat melakukan
verifikasi faktual terkait data terpadu kesejahteraan sosial, data kemiskinan
dan penerimaan bantuan sosial yang kurang tepat sasaran terakhir.
"Berkaitan dengan event-event yang
diselenggarakan kami menganggap sudah bagus dan sangat meriah. Namun perlu
ditingkatkan koordinasi yang baik pada semua pihak. Acapkali anggota DPRD Pesisir
Barat seringkali diposisikan kurang baik disetiap acara tersebut,"
pungkasnya.