Awas Jokowinonic di Jurang Krisis Moneter

Oleh : Arief Poyuono *
Minggu depan capital flight akan lebih deras. Strategi intervensi Bank Indonesia tidak akan effective mencegah USD keluar dari Indonesia.
Jika tidak Ada langkah langkah kebijakan moneter yang bisa meyakinkan para investor dan konglomerat Indonesia untuk tidak memindahkan mata uang dollarnya keluar negeri maka krisis moneter tidak bisa dielakkan lagi
Dampaknya akan membuat hutang negara makin mengunung jika kurs rupiah terhadap USD mencapai 19 ribu rupiah per US dollar.
Proyek proyek infrastruktur yang mengunakan pembayaran dalam negeri terancam akan mangkrak dan akan kesulitan membayar bunga pinjaman bank dan investor.
Sementara juga tinggi kurs US dollar akan berdampak pada kenaikan harga harga barang pangan yang berbasis impor, seperti Gula, Beras, Gandum untuk membuat tepung dan mie instant
Belum lagi harga susu untuk bayi dan anak anak yang akan ikut naik karena masih impor
Begitu juga harga harga daging Ayam dan telur akan naik karena pakan ternak Ayam masih impor
Disisi lain kinerja ekspor komoditas Indonesia seperti CPO, Batubara, mineral tidak banyak bisa membantu menguatkan nilai kurs rupiah, karena negara tujuan komoditas ekspor juga mengalami penurunan perekonomian yang berdampak pada pengurangan permintaan komoditas ekspor
Dengan merosotnya ekspor maka akan berdampak juga pada tidak tercapainya pendapatan dari sektor pajak
Krisis ekonomi di Indonesia di era Joko Widodo tidak bisa dihindarkan lagi
Satu satunya jalan Joko Widodo harus menerapkan sistim ekonomi berdikari dan mengurangi ketergantungan impor pangan dan lainnya
Untuk meyelamatkan ekonomi masyarakat bawah perlu ada kebijakan jaring pengaman dalam bentuk penyediaan dana tunai pada UKM,Petani dan nelayan yang bisa digunakan untuk meningkatkan produksi, bukan Dana macam untuk keluarga pra sejahtera dan BLT yang hanya digunakan untuk meningkatkan komsumsi
*Ketum FSP BUMN bersatu