Pemkab Serang dan Bandung Tandatangani PKS Replikasi Apik

SERANG - Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Serang dan Pemkab Bandung melakukan penandatangan perjanjian
kerja sama (PKS) terkait replikasi Aplikasi Informasi Kelitbangan (Apik).
Penandatangan dilakukan oleh Kepala Bidang (Kabid) Litbang
Bappedalitbang Kabupaten Serang Yati Nurhayati dan Kabid Litbang Bappedalitbang
Kabupaten Bandung Ruli Isnani.
Yati Nurhayati mengatakan penandatangan PKS sebagai tindak
lanjut Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Serang Ratu Tatu
Chasanah dan Bupati Bandung M Dadang Supriatna pada 30 Januari 2023 lalu di
Pemkab Bandung tentang pengembangan potensi daerah dan pelayanan publik.
"Kita mereplikasi aplikasi Apik punya Pemkab Bandung,
nanti kita rubah namanya,†ujarnya, Kamis (23/2/2023).
Dijelaskan Yati, bahwa dengan mereplikasi Apik untuk
mempermudah Bappedalitbang manakala ada perlombaan IGA (Innovation Government
Award) yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu akan ada
indikator-indikatornya bisa langsung terkoneksi dengan Aplikasi Kemendagri.
Artinya, jika pihaknya harus menginput ulang tapi tidak seberapa susah manakala
sudah mempunyai aplikasi Apik.
"Jadi kita hanya memindahkan saja, karena awalnya kita
juga sudah punya aplikasi jadi tinggal di masukan aplikasi Apik ketika nanti
ada aplikasi dari Kemendagri terkait IGA di buka jadi kita tinggal memindahkan
saja,"katanya.
Meski demikian, sambung Yati bukan berarti Bappedalitbang
Kabupaten Serang belum memiliki aplikasi. Hanya saja, ketika ada perlombaan IGA
yang digelar Kemendagri pihaknya mengaku terbentur dengan waktu lantaran hanya
ada waktu satu bulan.
"Namun ketika ada aplikasi ini lebih mudah lagi kita,
artinya kita dari jauh-jauh hari sudah bisa menginput inovasi-inovasi yang dari
OPD terkait dengan dokumennya. Maka, kalau nanti aplikasi dari Kemendagri di
buka kita hanya tinggal memindahkan saja,"terangnya .
Berbeda dengan ketika tidak memiliki aplikasi Apik, jelas
Yati, pihaknya mengaku kesulitan karena indikatornya harus menunggu aplikasi
ketika di buka oleh Kemendagri. "Tapi ketika ada aplikasi ini kita sudah
jauh-jauh hari curi star, inovasi-inovasi yang ada di OPD kita masukkan
kemudian ada indikator-indikatornya,"jelasnya.
Yati menyebutkan jika pihaknya berkeinginan membuat sendiri
aplikasi tersebut. Akan tetapi, setelah melakukan kunjungan kerja (kunker) ada
daerah yang sudah memiliki aplikasi tersebut. â€Ingin buat sendiri ternyata
ketika kunker sudah ada daerah yang punya, tapi kita mengembangkan aplikasi
yang ada,"tuturnya.
Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat Ruli Isnani mengatakan, aplikasi Apik adalah salah satu cara dalam
memasukkan inovasi-inovasi dalam lomba IGA digelar Kemendagri. Jadi,
Bappedalitbang membutuhkan aplikasi Apik untuk mempermudah mengisi indikator
yang ada di IGA. "Jadi kita punya inovasi aplikasi Apik, selain dari
data-data inovasi di dinas-dinas nanti dalam pengembangannya memasukkan jurnal,
riset dan pengembangan,"ujarnya.
Turut hadir Kabid Komunikasi Informasi Publik (KIP) Dinas
Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) Boyatno,
perwakilan Dinas Pemuda Olah raga dan Pariwisata (Disporapar) dan dari Bagian
Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Kabupaten Serang.