Begini Cara Mahasiswa Unila Tangani Bahaya Limbah Zat Warna

BANDARLAMPUNG - Tim
penelitian mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) mengolah limbah zat warna, Malachite
Green (MG), dengan metode Polymer Inclusion Membrane (PIM) berbasis
Polyeugenol.
Metode ini menggunakan Polyeugenol sebagai senyawa pembawa
yang dapat menyerap MG dari larutan limbah.
Tim terdiri dari empat anggota yakni Annur Valita Sindiani
(Kimia 2019) sebagai ketua tim, Rizqohayyu Khusnul Khotimah (Kimia 2020),
Maulana Rabbani (Kimia 2020), dan Bagus Kurniawan (Kimia 2022) sebagai anggota.
Penelitian ini mendapatkan dana dari Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemristekdikti RI) pada Juni 2023.
Annur menjelaskan, penelitian ini berlangsung selama tiga
bulan dan memiliki urgensi signifikan dalam mengurangi senyawa polutan pewarna
tekstil di perairan, khususnya MG. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
kontribusi dalam menangani masalah limbah zat warna (MG) yang berbahaya bagi
lingkungan.
“Zat warna MG dalam air dapat menyebabkan efek yang serius
pada kesehatan, seperti mutagenesis, teratogenesis, gangguan kromosom,
toksisitas pernapasan, dan bahkan karsinogenesis. Efek ini sangat bergantung
pada berbagai faktor seperti waktu paparan, suhu, dan konsentrasi pewarna dalam
air,†kata Annur melalui keterangan tertulis, Rabu (6/9/2023).
Batas konsentrasi normal MG dalam air limbah nyata dapat
mencapai sekitar 0,01 ppm (Mohamad et al., 2021). Oleh karena itu, penghilangan
MG dari air limbah menjadi suatu tantangan yang perlu diatasi.
Pengurangan limbah zat warna, yaitu MG dapat dilakukan
dengan salah satu teknik metode membran cair (liquid membrane). Metode membran
cair merupakan proses ekstraksi dan pemisahan dalam satu fase, sehingga
perpindahan massa dalam pemisahan tidak dibatasi kondisi seimbang.
Metode membran cair dipilih karena memiliki kestabilan yang
sangat baik, permukaan interfasial yang lebih luas, selektivitas yang tinggi,
kekuatan yang baik, dan proses pemisahan yang mudah.
Metode membran cair, khususnya membran PIM, merupakan metode
yang ramah lingkungan (green chemistry). Hal itu karena metode ini tidak
memerlukan banyak pembawa dan pelarut.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini sangat penting dalam
mengembangkan metode baru yang dapat menyelesaikan masalah pencemaran air oleh
senyawa polutan pewarna tekstil, khususnya Malachite Green.
“Tim berharap dapat berhasil mengurangi limbah zat warna
(MG) dalam riset yang didanai Kemristekdikti. Riset ini berpotensi mengatasi
masalah lingkungan yang mendesak,†ujarnya.