Solidaritas Jacob Blake dan Reformasi Polisi Meluas di Amerika

BANDARLAMPUNG -  Protes massal berujung kerusuhan terjadi selama tiga hari di Kenosha Winconsin, Amerika Serikat, yang dipicu oleh penembakan pada orang kulit hitam bernama Jacob Blake (29).

Dalam aksi selama tiga hari tersebut, menimbulkan kerusakan berbagai fasilitas publik yang ada, bahkan dua orang meregang nyawa dalam unjuk rasa tersebut.

Bahkan menurut keterangan polisi setempat ada kelompok Milisia yang masuk hingga menyerang kelompok demonstran.

Kyle Rittenhouse (17 ), di tangkap polisi karena kedapatan melakukan aksi penembakan dengan senapan serbu laras panjang hingga 2 orang meninggal dunia pada Rabu (26/08).

Keadaan yang bertendesi rasisme ini akhirnya memancing solidaritas dari berbagai kalangan di Amerika Serikat termasuk praktisi olahragawan atau atlet.

Dalam lanjutan pertandingan MLS liga sepakbola antara Inter Miami melawan Atlanta United kedua klub bersepakat untuk memboikot pertandingan sebagai pesan solidaritas agar keadaan bisa lebih baik dalam penindakan hukum atas tindakan rasisme di Amerika

Pesan solidaritaas Black Live Matter juga dilakukan oleh WNBA liga Bola Basket Wanita dengan imbauan bahwa persatuan anti rasisme akan buat Amerika lebih baik. Mereka melakukan konfigurasi duduk setengah lutut dan berderet membentuk nama Jacob Blake.

Pesan solidaritas mendalam di lakukan oleh Doc Rivers Pelatih NBA LA Clippers. "Sungguh tidak masuk akan bagi saya mengapa kita tetap mencintai negara (USA) ini dan negara ini tidak mencintai kita kembali," pesannya.

“Polisi Harus bisa menunjukan Komitmen Perubahan mereka, jangan membuat saya kembali mengingat lagi warna saya darimana berasal, hingga kami semua diselimuti ketakutan,” ujar Rivers

Sementara AG Kaul pejabat Polisi Winconsin menjelaskan bahwa polisi penembak Jacob bernama Rusten Sheskey, ini dia lakukan sendirian sambal memegang kemeja Jacob. Polisi menyesalkan tindakan Rusten tersebut.