Dosen Unila Raih Prestasi pada PKM Award 2025

Dosen Unila Raih Prestasi pada PKM Award 2025

BANDARLAMPUNG-Prestasi membanggakan diraih Esa Ghanim Fadhallah, Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung (Unila) yang meraih prestasi lewat penghargaan dalam nominasi “Dosen Pendamping dengan Jumlah Judul Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Didanai Terbanyak” pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Award 2025.

Pencapaian ini tentunya merupakan suatu kebanggaan bagi universitas karena telah mengharumkan nama Unila di kancah nasional. Esa mengaku sangat bersyukur dan mengapresiasi para mahasiswa atas hasil kerja keras, komitmen, dan kolaborasi yang telah dilakukan sehingga dapat meraih penghargaan ini.

Dirinya melihat penghargaan ini sebagai suatu amanah dan penyemangat untuk terus mendampingi para mahasiswa berprestasi dalam berkreasi dan membuktikan kemampuan terbaik mereka.

Motivasi terbesarnya dalam mendampingi mahasiswa adalah ingin melihat para mahasiswa bertumbuh dan berkontribusi dalam setiap pertumbuhannya. Dirinya percaya, bahwa PKM adalah suatu ruang pembelajaran yang sangat lengkap dimana mahasiswa belajar berpikir kritis, berkolaborasi lintas disiplin, menyelesaikan masalah nyata, dan membangun mental juara.

“Saya selalu punya keyakinan bahwa selama kita memberi ruang, waktu, dan ketulusan dalam membimbing dengan dorongan yang tepat, mahasiswa akan mampu melampaui apa yang mereka bayangkan,” ujarnya, Sabtu, 29 November 2025.

Berdasarkan pengalamannya dalam membimbing PKM, prinsip kerja sama, sinergitas, dan bonding yang baik antara dosen dan tim PKM merupakan poin penting untuk meraih keberhasilan.

Di samping peran mahasiswa yang memilik keinginan besar dalam mengembangkan ide mereka, terdapat peran dosen untuk terus mengarahkan, membimbing, dan memperbaiki proposal PKM secara maksimal.

Menurutnya, faktor penting untuk lolos pendanaan PKM terletak pada proposal yang disusun dengan administrasi zero mistake serta memiliki ide yang kreatif dan solutif.

Ia menegaskan, peluang menuju PIMNAS ditentukan oleh hasil pelaksanaan program yang memberikan dampak nyata. Karena itu, pelaksanaan PKM harus dilakukan secara maksimal melalui kerja sama tim yang solid serta dukungan penuh dari fakultas maupun universitas.

Di samping itu, tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menjaga komitmen dan konsistensi mahasiswa yang dapat dilihat dari menurunnya daya juang, kegigihan, dan kemauan mahasiswa selama menulis proposal maupun pelaksanaan PKM.

“Mungkin PKM sering dinilai sebagai suatu kegiatan yang melelahkan, memakan banyak waktu, dan menghambat kelulusan mahasiswa. Mindset tersebut yang kerap menjadi tantangan untuk meningkatkan antusias mahasiswa,” ujarnya.

Selain itu, proses adaptasi dengan mahasiswa lintas bidang menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan PKM, namun hal ini juga dapat menjadi kekuatan dan faktor penting dalam memperoleh pendanaan proposal PKM.

Dukungan dari universitas dan fakultas turut memberikan kontribusi penting dalam mendukung pelaksanaan PKM. Universitas berperan melalui pendampingan berupa monitoring penulisan proposal, serta fakultas yang menunjukkan dukungan nyata dengan menyediakan dana talangan pada tahap awal sehingga para mahasiswa dapat segera mengeksekusi program.

Dirinya berharap semakin banyak mahasiswa berani terlibat dalam PKM, karena pengalaman yang diperoleh dinilainya sangat berharga. Ia menegaskan bahwa bukan hanya kecerdasan yang dibutuhkan, tetapi juga kerja tim yang solid, komitmen, ketekunan, dan kesiapan bekerja di bawah tekanan.

Ia menargetkan dapat membimbing lebih banyak tim PKM untuk lolos pendanaan, melaju hingga PIMNAS, dan meraih lebih banyak medali.

Ia juga berharap Unila dapat mendirikan PKM Center yang melibatkan mahasiswa alumni PKM serta dosen ahli sebagai fasilitator, sehingga mampu menjadi pusat pembinaan dan penguatan PKM bagi mahasiswa Unila di masa mendatang.