Bupati Tanggamus Tinjau Project Integrated Farming di Way Jaha

Bupati Tanggamus Tinjau Project Integrated Farming di Way Jaha
Foto: Istimewa

TANGGAMUS-Bupati Tanggamus Saleh Asnawi meninjau project Integrated Farming di Pekon (Desa) Way Jaha, Kecamatan Pugung, Jumat (14-11-2025).

Integrated Farming atau pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang mengintegrasikan berbagai kegiatan seperti tanaman pangan, peternakan, dan perikanan dalam satu lokasi untuk menciptakan sinergi yang efisien dan berkelanjutan.

Program yang digagas salah Budi Utomo ini mengolaborasikan system perikanan bioflok dan fam farming.

Saleh Asnawi mengatakan, Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah penopang ekonomi di Provinsi Lampung.

“Kekayaan alam yang dimiliki kabupaten tersebut bukan hanya menjadi identitas daerah, tetapi juga telah menjadi penyumbang signifikan bagi kemakmuran Lampung secara keseluruhan dengan sungai Way Sekampung yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus dan mengaliri lima kabupaten dari hulu sampai dengan hilir,” ungkap Saleh Asnawi.

Ia menyampaikan bahwa Tanggamus memiliki bentang alam yang unik dan lengkap, mulai dari garis pantai Teluk Semangka, kawasan pegunungan dan hutan lindung, hingga aliran sungai besar yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.

“Alam Tanggamus bukan hanya indah untuk dipandang, tetapi telah memberikan nilai ekonomi nyata. Kami berkomitmen menjadikan kekayaan ini sebagai modal pembangunan berkelanjutan bagi Kabupaten Tanggamus dan Provinsi Lampung,” ujarnya.

Pariwisata Tumbuh, Ekonomi Lokal Menguat

Sektor pariwisata menjadi tulang punggung baru bagi ekonomi daerah. Destinasi seperti Teluk Kiluan, yang terkenal dengan fenomena lumba-lumba liar, serta Air Terjun Way Lalaan, Pantai Gigi Hiu, Gunung Tanggamus, dan berbagai desa wisata, mencatat peningkatan jumlah wisatawan setiap tahun.

Saleh Asnawi menjelaskan bahwa geliat pariwisata terbukti langsung menggerakkan sektor riil di tingkat desa. Masyarakat merasakan dampaknya melalui berkembangnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), usaha homestay, kuliner, kerajinan tangan, serta transportasi wisata.

“Pariwisata memberikan keuntungan berganda. Ketika wisatawan datang, uang berputar di warung makanan, penyedia jasa transportasi, hingga pengrajin lokal. Ini yang membuat pariwisata menjadi penggerak ekonomi kerakyatan,” katanya.

Pemerintah daerah terus mendorong inovasi dan kolaborasi dengan semua pihak sehingga tercipta industrialisasi di desa jadi desa sebagai penopang kota bukan hanya alamnya tapi juga tumbuhnya ekonomi yang berbasis industry pariwisati dari hulu dan hilir.

Kontribusi pada Ketahanan Pangan Lampung

Selain pariwisata, Tanggamus juga menjadi salah satu daerah penyokong ketahanan pangan Provinsi Lampung. Dengan topografi pegunungan yang subur, wilayah ini dikenal sebagai penghasil kopi, kakao, lada, hortikultura, padi, dan sayuran.

Di kawasan pesisir, potensi perikanan laut maupun budidaya air tawar menjadi sumber ekonomi utama. Tanggamus bahkan menjadi salah satu daerah penghasil ikan terbesar di wilayah selatan Lampung.

“Petani dan nelayan adalah kekuatan utama daerah ini. Kontribusi mereka menjaga pasokan pangan Lampung sangat besar. Karena itu, pemerintah terus berupaya memperkuat infrastruktur dan akses pasar untuk sektor pertanian dan perikanan,” ungkap Bupati.

Pemerintah Kabupaten tanggamus sedang membuat road map ketahanan pangan yg berkelanjutan dan menyesuaikan pada SDG dan Green Ekonomi sebagai basis pembangunan pemerintah daerah tanggamus agar ketahanan ekonomi masyarakat bukan hanya sebagai konsumsi tetapi juga sebagai produsen utama bagi ketahanan pangan provinsi lampung.

Energi Terbarukan: Potensi Alam yang Mulai Diolah

Kekayaan air dan bentang geologi Tanggamus membuka peluang bagi pengembangan energi terbarukan. Sejumlah pembangkit listrik tenaga mikrohidro telah dibangun di kecamatan-kecamatan yang memiliki aliran sungai stabil. Program ini bukan hanya menyediakan pasokan listrik, tetapi juga meningkatkan kemandirian energi pedesaan.

Pemanfaatan potensi energi terbarukan menjadi salah satu komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian alam bahkan green energi akan menjadi pijakan bagi sebagian besar masyarakat tanggamus dalam upaya mendukung langkah pemerintah pusat menuju zero carbon dan upaya itu sedang dikonsoliasikan kepada seluruh stockholder di kabupaten tanggamus akan terjadi keseimbangan sosial dan ekonomi dan tidak ada pihak yang dirugikan serta memelihara ekosistem ekonomi yang sehat dan adil.

Pengelolaan Alam dengan Prinsip Keberlanjutan

Bupati menegaskan bahwa seluruh pembangunan yang memanfaatkan potensi alam harus tetap berpijak pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Pemerintah daerah menggandeng komunitas lingkungan hidup, perguruan tinggi, serta dunia usaha untuk merumuskan program yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.

“Kami ingin memastikan bahwa apa yang kita bangun hari ini tidak merusak apa yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Kekayaan alam Tanggamus adalah amanah, bukan semata-mata aset ekonomi,” tegasnya.

Langkah-langkah konservasi hutan, normalisasi sungai, penguatan mitigasi bencana, hingga edukasi masyarakat tentang lingkungan terus menjadi prioritas pemerintah daerah dengan memulainya dari desa yaitu mulai dari pengolahan sampah sampai kepada zero waste dan juga sampai pada tahap pengurangan emisi karbon sebagai bagian dari keberlanjutan ekosistem.

”sekali lagi saya tegaskan komitmen saya sebagai Bupati Tanggamus bahwa Alam Tanggamus saja bisa berkontribusi besar bagi kemakmuran lampung apalagi bupati tanggamus sudah pasti akan membuat kemakmuran bagi masyarakat tanggamus jadi mohon dukungan semua pihak karena pemerintah kabupaten tanggamus akan membuat langkah besar dan kongkrit”

Tanggamus, Penopang Kemakmuran Lampung

Melalui optimalisasi potensi alam dan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat, Tanggamus kini menjadi salah satu kabupaten yang berperan penting dalam perekonomian Provinsi Lampung. Pemerintah daerah berharap sinergi antar-sektor dan dukungan semua pihak dapat terus memperkuat posisi Tanggamus sebagai daerah yang makmur, berdaya saing, dan tetap lestari.

“Kami percaya bahwa ketika alam diolah dengan bijak, alam akan kembali menyejahterakan masyarakat. Itulah yang sedang kami wujudkan di Tanggamus,” tutup Bupati.

Penggagas program, Budi Utomo, berharap program ini mampu meningkatkan produktivitas, menekan biaya operasional, serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.

“Project Farming Integration ini kami rancang sebagai model pertanian dan perikanan terpadu yang dapat direplikasi di berbagai pekon,” ujar pria yang juga ASN di Tanggamus itu.