Polisi Periksa Tiga Saksi Kasus Penipuan KIP Mahasiswa IAIDA Metro
METRO-Polres Metro, Lampung, memeriksa tiga orang saksi dugaan kasus penipuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dialami 90 mahasiswa Institut Agama Islam Darul Amal (IAIDA) Metro.
"Penanganan perkara dugaan penipuan dengan modus iming-iming yang menimpa 90 mahasiswa akan terus berlanjut. Saat ini tiga orang saksi telah kita periksa dan sedang mengumpulkan alat bukti lainnya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro IPTU Rosali, Rabu (17/1/2024).
Rosali juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap mantan rektor IAIDA Lampung, Prof Ida Umami terkait dengan dugaan tipu-tipu KIP palsu.
“Pemanggilan tersebut dilakukan guna memperoleh keterangan sejauh mana perannya sehingga terjadi praktik tipu-tipu KIP palsu di IAIDA Metro Lampung,” kata Rosali.
Selain itu, juga sebagai langkah penyelidikan terkait seberapa dekat hubungan mantan rektor tersebut dengan terlapor Suryanto.
“Pasti dong, kita akan lakukan pemanggilan. Jika terbukti dan memenuhi unsur kita akan lakukan tindakan tegas secara hukum,” ungkapnya.
Kasat Reskrim berjanji akan mengusut tuntas laporan dugaan tipu-tipu KIP palsu yang merugikan IAIDA.
Sebelumnya Pimpinan Institut Agama Islam Darul Amal (IAIDA) Lampung Dr. (Cand) Khodrattulloh Sodiq Khusnan beserta rombongan petinggi rektorat pernah mendatangi Mapolres Metro mempertanyakan perkembangan atas laporan dugaan praktik penipuan berkedok program beasiswa penerima KIP yang diduga dilakukan seorang broker berinisial S dan oknum mantan rektor IAIDA Lampung berinisial IU.
Dugaan kasus tersebut dilaporkan pada 4 Desember 2023 lalu dengan nomor : LP/B/345/XII/SPKT/POLRESMETRO/POLDALAMPUNG
“Pasti akan kita tindaklanjuti laporan modus penipuan KIP dari Institut Agama Islam Darul Amal yang terjadi pada 90 mahasiswanya, dan salah satu personel kita dimintain duit Rp27 Juta,” kata IPTU Rosali kepada para awak media, Senin (8/1/2024) pekan lalu.
Sementara itu, Khodrattulloh Sodiq Khusnan mengaku bahwa kampus yang ia pimpin menjadi korban dugaan penipuan senilai Rp27 Juta dengan modus iming-iming program KIP bagi mahasiswa.
“Bahasanya untuk ngurusin wira-wiri dan lain sebagainya, ternyata sampai dengan akhir Desember tidak ada kesimpulan dan saya tanya ini afirmasinya dari mana ternyata tidak jelas sampai hari ini,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Sodiq itu.
Dia khawatir jika kasus tersebut tidak dilaporkan akan merembet yang lain, “Karena saya dengar beberapa perguruan tinggi swasta di Lampung juga sudah ada yang kena,” imbuhnya.
Sebanyak dua orang yang diduga terlibat praktik tipu-tipu KIP palsu tersebut telah dilaporkan ke Mapolres Metro oleh pihak kampus.
“Yang kami laporkan pertama atas nama Suryanto, yang kedua atas nama Prof. Dr. Ida Umami yang waktu itu beliau menjabat sebagai rektor di tempat kami. Tiga Minggu yang lalu kita sudah melaporkannya ke Polres Metro,” ungkapnya.
Selain laporan dugaan tipu-tipu KIP palsu dengan mahar Rp27 Juta untuk 90 mahasiswa tersebut, IAIDA Lampung juga berencana melaporkan dugaan pemalsuan data mahasiswa ke Polisi.
“Sebenarnya masih ada lagi yang lain, tapi kita sedang fokus yang ini dulu, yang lain itu modusnya pemalsuan data dan kami sedang berupaya melaporkan hal tersebut ke Irjen kementrian agama, karena kan Irjen yang menangani hal itu, karena ini kan kebetulan juga melibatkan eks rektor tempat kita, yang hari ini jadi dosen di IAIN Metro. Sebenarnya kita sudah ingatkan dari awal, yang namanya KIP itu tidak bisa dipaksakan,” sambungnya.
Meskipun begitu, dirinya juga menyayangkan praktik tipu-tipu program KIP palsu itu bisa menimpa kampusnya.
“Namanya KIP jangankan swasta, negeri saja terbatas, kecuali dibawah naungan kementerian pendidikan, itu banyak porsinya,” cetusnya.
“Kita mau aparat kepolisian menjalankan penegakan hukum secara profesional dan di proses sesuai aturan dan perundang-undangan,” imbuhnya.
Gus Sodiq juga menerangkan bahwa telah terdapat tiga saksi dari pihak pelapor yang dimintai keterangan oleh Polisi.
“Saksi yang sudah dipanggil dan dimintai keterangan, yang pertama bapak Ridho Alpansuri dan yang kedua saudara Roni Wijaya, dan yang ketiga hari ini mbak Afit Tito Purwani, yang kebetulan Warek II di IAIDA Lampung,” bebernya.
Lebih lanjut Gus Sodig juga mengatakan, bahwa tujuan nya ke Polres Metro untuk mempertanyakan sejauh mana perkembangan atas laporan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor II IAIDA Lampung, Afit Tito Purwani menjelaskan secara rinci praktik tipu-tipu yang dialami oleh kampus setempat.
“Jadi memang karena awal mulanya sudah ada kepercayaan dari Rektor kami anggap program itu ada, sehingga ada bahasa untuk pembuatan akun mahasiswa yang akan menerima beasiswa.
“Kemudian Rp 300 itu dikalikan waktu itu yang kita ajukan 90 mahasiswa, sehingga nya keluar dengan jumlah Rp 27 Juta, atas instruksi Rektor waktu itu, karna Rektor tahunya ini harus segera diurus, karena kalau tidak kita tidak dapat program ini, intinya seperti itu,” pungkasnya.