Limbah Dapur MBG Cemari Sumur Warga Pulung Kencana

TULANGBAWANG BARAT-Sumur milik warga di Tiyuh (Desa) Pulung Kencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, mengeluarkan bau busuk menyengat.
Aroma tak sedap itu diduga dari limbah resapan air kotor yang berasal dari dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencemari sumur warga.
Netilia Desiana, warga Suku 2 RT 04 Pulung Kencana, mengungkapkan bahwa air sumur di rumahnya mulai tercium bau busuk dan berwarna hitam sejak Sabtu (26-7-2025) sore.
Awalnya, ia mengira bau tersebut berasal dari bangkai, namun setelah dilakukan pengecekan dan pengurasan, bau tidak kunjung hilang.
“Hari Senin saya minta bantuan Damkar Tulangbawang Barat untuk menguras sumur, dan mereka menyarankan untuk menambahkan kapur untuk menetralisir bau, tapi hasilnya tetap nihil,” kata Neti kepada media, Selasa (29-7-2025).
Tak hanya itu, ia juga sudah mencoba berbagai cara mulai dari memasukkan garam, mengangkat lumpur dasar sumur secara manual, hingga menaburkan tawas dalam jumlah besar, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
“Bau busuk tetap ada. Lalu kami mengambil sampel air dari beberapa titik mata air, dan kami temukan ada satu titik yang mengarah langsung ke dapur MBG,” ujarnya.
Neti mengaku telah berulang kali menegur pihak pengelola dapur MBG, namun tidak mendapat respons serius. Bahkan ketika mereka mencoba mediasi dengan pemilik rumah yang disewa sebagai dapur MBG, yang datang hanya petugas dapur untuk mengambil sampel air, tanpa adanya tindak lanjut.
Karena merasa diabaikan, warga kemudian membuat surat pengaduan resmi ke Pemerintah Tiyuh Pulung Kencana.
“Kami hanya minta tanggung jawab dari pengelola dapur MBG. Air itu sumber kehidupan, dan sekarang kami tidak bisa menggunakannya,” tegas Neti.
Menanggapi hal itu, Kepala Tiyuh Pulung Kencana, Hendrawan, membenarkan adanya laporan warga terkait dugaan pencemaran sumur oleh limbah dapur MBG.
“Laporan sudah kami terima dan akan kami telusuri. Sejak awal dapur MBG beroperasi memang tidak ada koordinasi dengan pemerintah tiyuh terkait pengelolaan limbahnya, padahal tiap hari menghasilkan sisa buangan,” ujar Hendrawan.
Ia juga mengingatkan bahwa limbah dapur bisa menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan, meski belum diketahui pasti tingkat bahayanya.
“Silakan juga ditanyakan kepada instansi terkait, terutama soal izin dan pengelolaan limbah dapur MBG. Kami akan koordinasikan dengan Camat dan Dinas Lingkungan Hidup,” tambahnya.
Masyarakat berharap ada langkah cepat dari pemerintah maupun pengelola dapur untuk menyelesaikan persoalan tersebut demi menjaga kesehatan dan kenyamanan lingkungan warga setempat.