Hindari Lockdown, Inggris Terapkan Larangan Kumpul Lebih dari 6 Orang

Hindari Lockdown, Inggris Terapkan Larangan Kumpul Lebih dari 6 Orang
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat Konferensi Pers di Downing Street London Rabu 9/9 (foto: Skynews)

BANDAR LAMPUNG – Ketua Satgas COVID-19 Inggris Prof. Chris Whitty mengatakan musim semi ini sebagai periode yang sulit akibat aturan yang akan diberlakukan setidaknya dalam tiga  hingga enam bulan kedepan bahwa larangan bertemu lebih dari 6 orang akan diberlakukan. Hal ini diterangkan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam konferensi pers hari ini rabu (9/9) sebagai sebuah aturan yang keras dan ketat.

Rakyat Inggris akan melaksanakan pembatasan ini karena lonjakan yang besar terjadi akibat virus korona, hal ini terjadi setelah sebelumnya para pakar pemerintah membahas kemungkinan pelarangan pertemuan lebih dari enam orang. Seperti di kutip dari mirror rabu (9/9).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengonfirmasi bahwa berkumpul lebih dari enam orang di Inggris mulai Senin 14 September 2020 adalah sesuatu yang ilegal. Meski Dalam konferensi pers tersebut Perdana Menteri mengakui bahwa dia harus melakukan ini dalam kondisi situasi yang rumit tapi aturan ini harus diterapkan

Sementara Prof. Chris Whitty menolak untuk mengatakan sampai kapan pelarangan ini akan terus diberlakukan. "sangat tidak mungkin (aturan ini) akan berakhir hanya dalam dua atau tiga minggu, terlebih kondisi sekarang dan musim semi akan meyulitkan kita karena virus ini menyerang pernapasan" Papar Chris

Namun Johnson Berharap bahwa Keadaan akan kembali normal sebelum natal

"Perdana Menteri Johnson mengakui bahwa aturan ini akan berdampak pada para keluarga besar yang tidak bisa lagi berkumpul Bersama keluarganya, ini sangat melukai hatiku” kutip Whitty dari Pernyataan Boris Johnson

“Sebagai Perdana Menteri saya meminta maaf, tetapi saya harus melakukan apa yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus dan menyelamatkan nyawa rakyat saya." Ujar Johnson di Downing Street Rabu (9/9)

"kita segera harus bertindak, karena dengan pembatasan baru ini dapat membantu menghindari Lockdown nasional gelombang kedua” tambah boris

Aturan ini terjadi setelah kasus corona di Inggris melonjak dari 12,5 per 100.000 orang menjadi 19,7 dalam seminggu ini. Tingkat konfirmasi pasien corona jauh lebih tinggi terjadi pada kaum muda  usia 17-18 tahun sekitar 48,1%, sedangkan 54,5% untuk usia 19-21 tahun kemudian 41,6% untuk usia 20-29tahun.

Kepala Penasihat Ilmuwan Pemerintah Inggris Sir Patrick Vallance mengatakan pada konferensi pers  bahwa keadaan ini tidak akan terhindarkan sebab akan ada lebih banyak infeksi di musim dingin, meski mungkin beberapa hal dalam aturan ini merugikan kita semua.

"Akan ada periode yang sulit selama enam bulan ke depan kecuali kita mendapatkan terobosan besar seperti vaksin baru, sebab potensi peningkatan besar virus pada orang muda terjadi disaat sebagian besar universitas di Inggris kembali mengajar tatap muka langsung dalam beberapa minggu mendatang” papar mereka kembali

“Secara nasional, persentase rata-rata tes yang kembali positif di Inggris telah naik menjadi 6%, naik dari 2,5% sebelumnya beberapa minggu lalu. Dan angka kenaikan grafik ini tidak bisa ada yang membantah” ujar Prof Whitty

Saat ini, satu-satunya kelompok yang tidak mengalami peningkatan adalah anak-anak di bawah 17 tahun. para menteri dan pemimpin lainnya bersikeras bahwa sekolah aman.

Namun Dalam perkembangan lain pub dan restoran Inggris akan dipaksa untuk mengambil detail kontak para pelanggan mereka untuk melacak sebaran virus yang ada atau mereka akan dikenai denda £ 1.000 Poundsterling sesuai aturan yang mulai diterapkan di Inggris.

Sementara Menteri Kesehatan Matt Hancock membenarkan bahwa sekarang aturan tersebut akan diterapkan di Inggris, kepada Semua tempat usaha yang ada perkumpulan orang. Mereka harus rutin melakukan pendataan pelanggan mereka hingga 21 hari sehingga mempermudah pelacakan sebaran virus ini jika tidak maka denda 1.000 poundsterling akan dikenakan pada para pemilik tempat tersebut.

Terkait ijin penonton olahraga yang diijinkan menonton pertandingan pada 1 oktober depan,  Boris Johnson akan meninjau ulang ketentuan tersebut.