Akhlak-Akhlak yang Retak

Akhlak-Akhlak yang Retak

Oleh: Iyyas Subiakto*

Dalam hari-hari di mana kita berdiam diri karena dipaksa utk tidak bisa apa-apa, semua lengang, lapang, sekaligus membuat gamang.

Rasa tegang akan ada tidaknya makanan, bagaimana kalau sakit, bagaimana kalau uang habis atau kerjaan terpaksa dihentikan.

Tanpa sadar ternyata yang membuat hidup kita ada dan berputar karena adanya hubungan antar manusia, saling membutuhkan, tanpa batas RAS dan sekat yang bisa menjauhkan, karena itulah kebutuhan dan memang saling membutuhkan harus ditumbuhkan bukan di berangus oleh ego keagamaan atau kasta lain yang harusnya dijauhkan dari hati manusia.

Dengan dasar itu pula agama mengedepankan kepentingan kemanusiaan daripada keberagamaan. Banyak dalil yang disampaikan pemuka agama tentang sikap manusia yang harus mengedepankan kemanusiaan, bahkan seolah Tuhan di nomor duakan, namun sejatinya bukan itu esensinya.

Dalam hadist yang mengatakan tentang pembunuhan, membunuh satu orang, adalah sama halnya membunuh 1000 orang, artinya begitu berharganya nyawa manusia dimata Tuhan.

Sehingga kalau ada yang ngeyel soal shalat jumat yang sementara di hentikan, artinya dia tak paham tentang kemanusiaan, merasa paling kenal Tuhan tapi sebenarnya dia kolokan yang sedang mengolok-olok Tuhan.

Pertikaian, persaingan, pembunuhan, semua sebenarnya bukan kebutuhan manusia. Kita membunuh bukan karena kita kelaparan, kita membunuh dan cenderung mendominasi hanya karena kita akan menunjukkan kehebatan kita, kita bangga kalau bisa mengusai orang lain, apakah itu dinamakan manfaat, tidak, bukan itu arti manfaat. Manfaat antar makhluk Tuhan adalah saling mengisi dan mengasihi bukan mendominasi.

Hari-hari di mana kita seharusnya saling bekerjasama dan menyayangi, di sana pula kita melihat prilaku jauh dari terpuji dan jauh dari sifat manusia.

Bagaimana bisa terjadi penolakan jasad saudaranya yang hanya akan menempati. luas tanah pemakaman yang 1,5x2 m di bumi pertiwi, mereka melihat virus adalah makhluk yang mematikan, mereka lupa merekalah yang justru mati hati nuraninya karena kerakusan dan rasa yang terjauhkan dari sifat kemusiaan.

Hal yang lain yang lebih memilukan, ada bantuan pemerintah yang di khususkan hanya yang beragama islam, entah sejak kapan islam menjadi begitu dominan dan menjauhi sifat kemanusiaan.

Bangka Blitung adalah provinsi kelahiran manusia dermawan Indra Tjahaja Purnama dan Basuki Tjahaja Purnama, Bapak dan anak inilah contoh manusia teladan yang sepanjang hidupnya tidak mengenal batas suku dan agama dalam membangun kebaikan, mereka tidak pernah bicara di mana lokasi surga dan neraka, mereka hanya tau hidup sebagai manusia harus menjadi " MANUSIA ", bukan Srigala berwujud manusia.

Saya katakan beberapa kali, saya penganut islam yang meyakini ajaran agama ini yang terbaik buat saya dan secara simultan saya meyakini bahwa tidak ada batasan utk berbuat baik.

Andai Tuhan tidak menghendaki kerabat dan saudara saya yang non islam, kenapa begitu banyak tauladan yang di hadirkan dari golongan yang non islam, sebaliknya banyak pula contoh buruk dari golongan islam. Argumentasi menyangkut hal yang tak terjangkau akal saya biarkan keputusannya di tangan dan kehendak Tuhan, agar pikiran saya tidak "keluyuran" kemana-mana dan membuat saya malah diam tak berbuat apa-apa.

Kajian-kajian tentang pembatasan hubungan antar manusia yang di campur adukkan dengan hukuman Tuhan bisa menimbulkan salah pemahaman dan ujungnya saling menjauhkan atau menjatuhkan.

Pemikiran keterpisahan ini makin menjauhkan kita dari hal-hal baik antar manusia. Urusan dunia ini tidak bisa didominasi oleh prilaku yang bersifat akhirat, karena justru sebelum kesana, bagaimana kita membuat link dari dunia, bicara dunia kita tidak bisa berpaling dari manusia, berhubungan dengan manusia kita tidak bisa membatasi diri dengan agama.

Cukuplah masing-masing pribadi bertanggung jawab kepada Tuhannya, jangan pula kita yang sok ngatur mencampur adukkan antara bantuan kemanusiaan dengan kedudukan agama tertentu yang mau menjadi dominan. KETERLALUAN !

BERMANFAAT ITU BUKAN DIUKUR DARI AGAMAMU, TAPI PRILAKUMU, SANA AMBIL GITARNYA BUAT LAGU LAGI..

*Pemehati Sosial Politik