Waduh!!! Jelang Idulfitri, Sapi di Tulangbawang Barat Terinfeksi Virus Lumpy Skin Disease

TULANGBAWANG BARAT– Jelang
Hari Raya Idulfitri 1444 H, sejumlah ternak sapi di Kabupaten Tulangbawang
Barat, Lampung, terinfeksi Virus Lumpy Skin Disease (LSD).
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Disnakeswan) Tulangbawang Barat melalui Kabid Keswan Kesmavet Sanjaya, Sabtu
(15/4/2023).
LSD atau Lumpy Skin Disease adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan
munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan
perut, Selain benjolan, Sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam,
kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
"Untuk penyakit LSD di Tulangbawang Barat sudah ada
gejala mulai Maret 2023 lalu, dan sudah
ditindaklanjuti oleh Disnakkeswan dengan mengambil sampel kerokan kulit dan
saliva sebanyak 4 sampel di Kelurahan Dayamurni dan Tiyuh (Desa) Dayasakti,
yang mana pada tanggal 31 Maret 2023 hasil labnya keluar positif LSD,"
kata Sanjaya didampingi Medik Veteriner Ahli Muda Irwan Sutrisno.
Dia menjelaskan, virus itu ditularkan melalui vektor lalat
dan nyamuk, sehingga berdasarkan hasil lab yang sudah dilakukan, disimpulkan
apabila terdapat satu sampel positif di suatu Desa, maka diindikasikan satu
Desa tersebut rawan tertular.
Sanjaya juga menjelaskan, sapi yang terinfeksi akan
mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. Penyebaran
penyakit dapat terjadi secara cepat di antara Sapi yang berada dalam kandang
yang sama atau antara kandang yang berdekatan.
"Namun, kita tidak boleh panik, karena penyakit LSD
pada sapi ini masih dapat ditangani serta tidak menular kepada manusia"
tuturnya.
Adapun cara penanggulangan penyakit LSD dapat dilakukan
vaksinasi untuk pencegahan. Tapi, dikarenakan vaksin masih belum keluar dari
distributor, maka penanganan terbaik adalah melakukan karantina serta
meminimalisir vektor dan pemberian pengobatan untuk infeksi sekundernya.
"Walaupun tidak menular ke manusia, daging ternak yang
terinfeksi LSD tetap tidak layak dikonsumsi, karena mengalami kekurangan
nutrisi protein. Sehingga jika ada ternak yang disembelih saat ini sebaiknya di
cek post mortem dahulu, apabila ditemukan LSD ke dalam daging, maka harus
disisihkan, dan daging yang masih bagus bisa dikonsumsi," paparnya.
Oleh karenanya, pihaknya dari Disnakkeswan mengimbau kepada
masyarakat agar waspada terhadap serangan penyakit LSD atau yang juga dikenal
dengan sebutan penyakit lato-lato karena benjolan-benjolan yang terdapat di
Sapi. Sebab, penyakit LSD dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi
peternak Sapi.
"Peternak diharapkan dapat rutin menjaga kebersihan
kandangnya. Dan jika ditemukan adanya gejala LSD pada Sapi, kami imbau segera
laporkan kepada petugas Disnakkeswan agar dapat segera ditangani hingga pulih,
sehingga tidak menyebar ke yang lainnya," pungkasnya.