PT LIB, Industrialisasi Sepakbola dan jadwal liganya

Oleh: Dedy Rohman *)
Sejak tahun 1992 Liga inggris melakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan kompetisi mereka menjadi premiere league, kompetisi sepakbola di inggris menjadi yang paling tua di dunia sejak tahun 1871 dengan piala FA nya. Kemudian FA asosiasi sepakbola inggris berdiri tahun 18623, membentuk kompetisi liga teratas mereka sejak tahun 1888 hingga tahun 1992.
Kompetisi di inggris tergabung dalam EFL- English Football league terdiri dari beberapa tingkatan liga yang teratas Adalah premiere league. Champhionship, league one dan yang terbawah Adalah league two.
EFL selain menggelar 4 level kompetisi tersebut, mereka juga menggelar kompetisi berwujud cup yakni FA Cup dan Piala liga. Format cup ini system gugur dengan mempertemukan semua klub di inggris dari semua level kompetisi. Proses ratusan tahun yang di gagas FA ini mendapuk kompetisi di inggris Adalah kompetisi dengan valuasi bisnis liga sepakbola komersil termahal di dunia, terutama dalam perolehan hak siar senilai 6,7 miliar poundsterling.
Berdasarkan data penonton yang diraih liga inggris sebesar 643 juta pemirsa dari 212 wilayah negara penerima hak siar.
Capaian ini tentu tidak lepas dari improve yang dilakukan oleh FA-EFL dalam menyehatkan industry sepakbola mereka yang berbasis pada kebutuhan supporter atau pemirsa.
Sepakbola inggris tidak lepas dari Sejarah kaum pekerja yang membutuhkan saluran hiburan secara komunal sehingga keterikatan klub dan supporter nya bisa terjalin dalam baik secara emosional maupun budaya. Karena itu juga FA-EFL bahkan berani menggeser waktu tayang pertandingan kompetisi domestic mereka hanya di hari weekend agar para pekerja yang Sebagian besar Adalah supporter klub bisa turut hadir menyaksikan pertandingan klub kesayangan mereka ke stadion.
Dampak kehadiran para supporter ke stadion tentu akan memberikan sumbangan berarti pada Kesehatan keuangan klub yang mereka cintai, dan FA-EFL sangat sadar akan hal ini. Sebab Kesehatan keuangan klub sepakbola salah satunya Adalah ticketing penonton di stadion, selain itu Adalah sponsor klub, merchandise dan hak siar yang diterima FA-EFL dari broadcaster resmi yang akan diberika kepada para klub peserta kompetisi.
Dalam perjalanan kompetisi liga inggris ini ternyata hak siar sangat mendominasi penerimaan klub bahkan FA-EFL rela mengubah jadwal pertandingan weekend mereka yang sebelumnya dominan di waktu malam menjadi lebih maju 5-6 jam demi meraih pangsa pasar asia yang potensial.
Kemudian Langkah ini akhirnya terbukti mampu mendongkrak pendapatan dari hak siar yang diterima premiere league.
Demikian juga dengan jadwal kompetisi eropa dan timnas inggris untuk para klub liga inggris yang berlaga di eropa, jadwal mereka terlihat rapi dan mengakomodir kesediaan waktu para supporter untuk datang ke stadion. Rerata jadwal kompetisi eropa digelar di midweek namun secara jam dilakukan setelah jam para pekerja yang juga para supporter klub untuk hadir di stadion dengan membeli tiket.
Lalu bagaimana dengan liga satu yang berubah menjadi liga super..?
Hingga pekan ke tujuh BRI liga super yang dihelat oleh PT LIB mungkin ada kepastian jadwal penuh sejak sebelum kompetisi liga di gelar, sehingga hal ini akan memudahkan proyteksi para klub dalam rencana mengarungi musim kompetisi yang akan berjalan. Ini mungkin salah satu capaian yang luar biasa dari PT LIB dalam 1-2 tahun ini, terlebih jadwal yang disusun terlihat sinkron dengan jadwal timnas dan kompetisi lain di level asia.
Namun nampaknya PT LIB dan pemegang hak siar abai dengan kehadiran supporter di stadion, terutama perihal jam tayang kompetisi bahkan hari nya masih didominasi jam atau hari kerja. Tentu kondisi ini menyulitkan para supporter untuk hadir mendukung klub kesayangan mereka di stadion home base mereka.
Issue jam dan hari tayang ini mencuat dari beberapa klub yang jadwalnya masih ada di hari dan jam kerja. misalnya semen padang melalui penasehatnya Andre Rosiade.
Bila merujuk pada kondisi premiere league tentu issue ini harus menjadi perhatian PT LIB- PSSI jika ingin membangun industry sepakbola berbasis supporter yang kuat dan sehat. Apalagi dalam BRI Super liga tahun ini ada larangan away bagi supporter klub.
Pemasukan tiket sebagai salah satu penopang Kesehatan keuangan klub sepakbola tentu issu ini harus di perbaiki Oleh PT LIB- PSSI, sehingga dapat memperbaiki salah satu unsur pemasukan kub yakni tiket. Selain itu juga dengan kehadiran para supporter di stadion akan meningkatkan ikatan emosional- kultur antara klub dan supporter. Sebab dengan ikatan supporter dan klub yang kuat akan menambah daya ungkit factor industry sepakbola kita, selain factor pendapatan klub dari ticketing.
Pendapatan bagi klub jadi sangat penting dalam mengelola sebuah klob professional dalam sebuah industry, jika salah satu factor pendapatan tersebut terganggu bagaimana para klub mampu mengatasi persoalan manajemen mereka masing masing.
Dari susunan jadwal BRI Super league yang masih ada di weekday dan work hour itu terkesan pemegang hak siar sangat mendominasi penyusunan jadwal kompetisi yang ada. Pertanyaannya apakah dana hak siar yang di terima para klub tersebut mampu menutupi semua kebutuhan operasional klub…? Terlebih dengan jadwal yang ada tersebut akan membuat jarak antara para supporter dan klub karena minimnya dukungan ke stadion.
Issu jadwal, dukungan supporter dan industry sepakbolanya harus sinkron dan selaras sehingga industry sepakbola yang berbasis supporter yang kuat bisa terbangun. Mungkin issu ini tidak akan berdampak luas pada klub yang secara tradisional dan budaya telah mengakar secara Sejarah layaknya persib, persija dan persebaya.
Lalu bagaimana dengan klub klub yang sedang melangkah untuk membangun basis supporter mereka semacam dewa united, Bhayangkara presisi lampung FC,..?
Kepada PT LIB-PSSI… adil dan konsisten lah sejak dari pikiran..! jika ingin membangun industry sepakbola
*) pendiri sikambara supporter sepakbola lampung