Heboh Warganet Setelah Fahri Hamzah Bahas Honornya di ILC

Heboh Warganet Setelah Fahri Hamzah Bahas Honornya di ILC
Fahri Hamzah Saat Tampil dalam ILC (foto:ILC)

BANDAR LAMPUNG – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora, Fahri Hamzah, kembali mendapatkan sorotan warganet setelah dia mencuitkan perihal foto yang berisi lembaran uang seratusan ribu dan amplop berlogo sebuah stasiun televisi.

Dalam cuitannya yang pertama pada Rabu (19/08) sekira pukul 1.14 dini hari, dia mencuit, “Honor bicara di tvones (tag) malam mini terasa sekali (emot tertawa dan hormat).” 

Cuitan ini mendapatkan respon 338 tanggapan dan 1200 suka, berikut beberapa respon menarik dari warganet terhadap cuitan fahri hamzah tersebut.

Akun trieslove menuliskan tanggapan, “Pantas jadi begitu banyak orang yang hobi berbicara panjang lebar di TV-TV nasional bahkan berdebat tanpa ada ujung pangkalnya seolah-olah apa yang dibicarakan mampu menyelesaikan semua persoalan bangsa *eh ternyata berbayar to? Tahu gitu saya dulu kuliah jurusan bicara saja”.

Kemudian di tanggapi oleh warganet lainya Hwalterjr “Sepertinya anda tidak paham maksud pak Fahri, ... maksudnya adalah selama ini sebagai pejabat publik beliau tidak pernah ambil honor sebagai pembicara, sekarang setelah bukan pejabat beliau bisa nikmati”

Warganet lainnya jrsimatup mencuitkan “Tersenyum pulangnya ya, diundang pulang dapat honor, terasa lagi... Saya diundang periksa hewan Qurban pulangnya bawa tas kresek... Moga aja tvone yang undang saya di hari raya Qurban tahun depan biar terasa tas kreseknya”

Akun haryawe  menanggi cuitan warganet tersebut “Berarti apes njenengan pak. Mgkn memeriksa hewan di anggap bkn pekerjaan yg intelek. Jadi mikir ulang anak saya yg punya cita² jd dokter hewan”

Akun ayatullah03 menanggapi “pesan yg tersampaikan ke saya adalah honor ini sangat kecil. tp bpk fahri yg terhormat, org2 desa utk mendapatkan jumlah uang 1 juta butuh waktu 1 bulan penuh dlm bekerja. bukan cuma org2 desa sih, hajk”

Akun emilefirson ” Awalnya merasa lucu dg postingan Bg @Fahrihamzah Lama2 gemes banya komenan netijen "give away dong, bagi2 dong dan sejenis nya". Wahai netijen dan netijah, berhentilah bermental tangan dibawah, sekalipun itu becanda!!!

Akun doealfarisyi membalas Candaan gitu aja diambil hati...efek korona pasti neh hahaaha

Fahri Hamzah sendiri melihat respon warganet malah memberikan tambahan cuitannya “Ini 1/2-nya lo ya..(emang kelihatan berapa?) ayo tebak...” setelah delapan setelah cuitan pertamanya soal honor ini atau tanggal 19 agustus 2020 pukul 9.51 pagi.

Dalam acara ILC yang ditayangkan TV pada Selasa (18/08) malam, bertemakan 75 Tahun Indonesia Maju, Fahri tetap bernarasi kritis dengan gayanya.

Fahri sendiri berbicara sekitar 19 menit dalam acara talkshow fenomenal tersebut.

“kita membaca 75 tahun Indonesia dalam tiga perspektif masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, bicara 75 tahun negara ini Nama rumah ini NKRI, pondasinya Pancasila, Tiang tiang nya UUD 1945, atapnya Bhineka Tunggal Ika” ujar Fahri dalam ILC semalam.

Dia melanjutkan, rumah ini sudah jadi semoga tidak ada tantangan bagi rumah itu dan kita akan hidup selamanya dalam rumah itu, tapi ada juga yang melihat dalam perspektif kekinian dalam bentuk kapal, serta persepektif tujuan bernegara yang baik baik dalam pembukaan UUD 1945.

“karenanya dalam bernegara konsep dahulu, kini dan tujuan masa depan maka semua harus lengkap, agar tidak misleading” imbuh fahri

Dia mengatakan, problem masa lalu kita selalu melupakan konteks sejarah masa lalu yang gemilang hingga bisa mempersatukan semua bangsa di nusantara.

"Problem Maskini kita adalah terkait feodalisme kekuasaan yang ada pada kita, sehingga  kita abai soal kritisme yang elegan, sehingga memberikan jarak pada kekuasaan dalam menerima kritik" ujar fahri

Namun, lanjut Fahri, problem konteks kekinian dalam diri politisi juga kekuasaan takut pada kebebasan berfikir, karenanya kita jangan alergi dalam berdebatan kondisi hari ini dengan kita jangan lupa soal cendikiawan.

"Ayolah kurangi kekuasaan perbanyak ilmu pengetahuan, agar menghilangkan tirani," pungkas fahri