Generasi Muda Memimpin Lampung: Harapan yang Sedang Menjadi Kenyataan

Oleh: Mahendra Utama
Di tengah derasnya arus perubahan zaman, Provinsi Lampung menghadirkan narasi baru: lahirnya kepemimpinan muda yang membawa harapan segar.
Dipimpin oleh Gubernur Rahmat Mirzani Djausal yang baru berusia 44 tahun, bersama Wakil Gubernur Jihan Nurlaela, Ketua DPRD Ahmad Giri Akbar, dan kini didampingi oleh Sekretaris Daerah Marindo Kurniawan, juga seusia sang gubernur, Lampung sedang menapaki jalur baru pembangunan: lebih cepat, lebih inklusif, dan lebih partisipatif.
Ini bukan sekadar soal regenerasi kekuasaan. Ini adalah momen penting, di mana jiwa muda, semangat baru, dan nilai-nilai budaya lokal bersatu dalam visi pembangunan yang berpihak kepada rakyat.
Memimpin dengan Akar Nilai Lampung
Falsafah budaya Lampung mengajarkan bahwa memimpin adalah amanah, bukan kehormatan kosong. Dalam masyarakat adat Lampung dikenal falsafah seperti:
• Piil Pesenggiri: Menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan.
• Sakai Sambayan: Gotong royong sebagai jalan hidup.
• Nemui Nyimah & Nengah Nyampur: Keramahan dan keterbukaan sebagai kunci sosial.
Hari ini, kita melihat Gubernur Mirza tidak sekadar memimpin secara administratif, tapi menjalankan filosofi lokal itu sebagai prinsip kerja nyata. Ia merombak cara kerja birokrasi, memangkas budaya seremonial, dan langsung turun ke lapangan menyerap aspirasi rakyat. Ngukui mak buwuk, ngelakoni mak salah—memimpin dengan keteladanan, bukan sekadar simbol jabatan.
Trio Kuat: Mirza – Jihan – Giri
Dalam duet kepemimpinan eksekutif, Wakil Gubernur Jihan Nurlaela menjadi kekuatan pelengkap yang penting. Ia aktif mendorong pemberdayaan perempuan, pemuda, dan kelompok marjinal. Dengan pendekatan humanis dan akar sosial yang kuat, Jihan membuka akses luas bagi warga yang dulu kurang terjamah kebijakan publik.
Di legislatif, Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar memainkan peran strategis dalam menjaga keseimbangan. Sebagai politisi muda yang progresif, Giri mendorong sinergi dan efisiensi kebijakan lintas sektor. Di bawah kepemimpinannya, relasi eksekutif dan legislatif Lampung menjadi lebih produktif—bukan kompetisi, tapi kolaborasi.
Masuknya Sekda Muda: Percepat Mesin Birokrasi
Kini, hadir sosok penting lainnya: Marindo Kurniawan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung, yang juga berusia 44 tahun. Masuknya Marindo menjadi sinyal kuat bahwa Gubernur Mirza ingin mempercepat mesin birokrasi.
Sebagai “motor penggerak administratif,” Marindo memegang peran sentral dalam mengawal implementasi kebijakan, memastikan APBD tepat guna, dan merapikan sistem tata kelola daerah.
Kesamaan usia antara Gubernur dan Sekda bukan hal sepele. Ini menunjukkan kesetaraan pola pikir, kecepatan kerja, dan soliditas dalam membangun ekosistem pemerintahan modern. Mereka satu generasi, satu visi, dan satu irama kerja.
Lampung Sudah Bergerak: Beberapa Capaian Awal yang Terlihat
Belum genap satu tahun berjalan, tapi ada beberapa capaian penting:
1. Digitalisasi Layanan Publik & UMKM Pemerintah mulai menata sistem layanan digital terpadu—dari perizinan, data UMKM, hingga platform bantuan sosial berbasis data real-time.
2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal & Hilirisasi Komoditas Program hilirisasi singkong, lada, dan kopi di beberapa kabupaten menunjukkan hasil awal positif. Produk olahan lokal kini mulai menembus pasar luar daerah.
3. Revitalisasi Pendidikan Vokasi & Beasiswa Kerja Program pelatihan kerja dan beasiswa vokasi menyasar ribuan pelajar dan pemuda desa. Ini solusi konkret mengatasi pengangguran muda.
4. Kolaborasi Lintas Lembaga yang Efektif Tidak ada ego sektoral yang kentara. Eksekutif, legislatif, dan birokrasi kini lebih cair dan kompak. Semangat gotong royong ala Sakai Sambayan tercermin jelas.
Menumbuhkan Harapan, Menjaga Konsistensi
Apakah semua sudah sempurna? Tentu belum. Masih ada pekerjaan besar: perbaikan infrastruktur desa, pemetaan zona rawan bencana, pembenahan pendidikan dasar, serta pembukaan akses air bersih di daerah terisolasi. Namun, arah dan pijakan Lampung kini sudah pada jalur yang benar.
Dan inilah saatnya masyarakat ikut ambil bagian—bukan hanya sebagai penonton, tapi mitra kritis dan suportif bagi pemerintah. Karena perubahan sejati tidak lahir dari satu atau dua tokoh, tapi dari seluruh lapisan rakyat yang bersedia bersatu untuk maju.
Penutup: Jangan Biarkan Api Ini Padam
Gubernur Mirza, Wagub Jihan, Ketua DPRD Giri, dan Sekda Marindo sedang memimpin gerbong besar bernama Lampung ke arah yang lebih cerah.
Jangan biarkan api semangat itu padam oleh kepentingan sempit atau godaan kekuasaan jangka pendek. Jadilah pemimpin yang tak hanya dicatat dalam daftar pejabat, tapi diukir dalam ingatan rakyat sebagai pelayan sejati.
Seperti ungkapan bijak orang tua kita:
“Adok mak muwai, gholek mak salah, megow sakai mak linggih.” (Jabatan bukan untuk dibanggakan, tapi dijalankan dengan tanggung jawab dan kebersamaan.)
Lampung sedang berubah. Dan kita semua sedang menyaksikan babak baru yang penuh harapan. Mari jaga, kawal, dan doakan.
Tentang Penulis: Mahendra Utama adalah Komisaris Utama PT Deli Megapolitan Kawasan Bisnis, Komisaris PT Mitratani Dua Tujuh, Eksponen Gerakan Mahasiswa 1998, dan Mantan Tenaga Ahli Gubernur Lampung tahun 2016. Ia aktif memberi masukan kebijakan dan menulis opini seputar pembangunan daerah, demokrasi, dan transformasi sosial.