Egi-Syaiful Diprediksi Menang di Pilkada Lampung Selatan
BANDARLAMPUNG-Pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan memprediksi pasangan calon (paslon) Radityo Egi Pratama dan Syaiful Anwar bakal memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lampung Selatan 2024.
Prediksi itu kata Dedy, tergambar dari hasil survei Poltracking.
“Setelah mencermati hasil survei Poltracking, maka dapat tergambar dengan jelas bahwa paslon 02 diprediksi akan memenangkan Pilkada Lampung Selatan 2024 dengan mengalahkan paslon 01. Kalau prediksi ini benar, maka paslon 02 lah yang kelak akan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan Periode 2024-2029,” ujar Dedy di Bandarlampung, Jumat (18-10-2024).
Dedy bilang, prediksi didasarkan atas hasil survei yang mana paslon 02 mengalami trend kenaikan yang signfikan sejak Juli, September, dan Oktober 2024.
“Pasangan Egi dan Syaiful sejak Juli 2024, elektabilitas Egi secara pribadi masih di angka rendah, yaitu 17,1%, kemudian angka elektabilitasnya naik tajam menjadi 48,2% ketika telah berpasangan dengan Syaiful Anwar pada September 2024, dan elektabilitas paslon 02 ini kembali naik signifikan menjadi 51,1% pada Oktober 2024,” kata dia.
Sebaliknya lanjut Dedy, paslon 01 justru mengalami penurun yang juga signifikasn sejak Juli, September, dan Oktober 2024.
“Pada Juli 2024 elektabilitas Nanang Ermanto 73,4%. Kemudian September 2024 saat Nanang telah berpasangan dengan Antoni Imam elektabilitasnya turun diangka 45,3%, dan Oktober 2024 elektabilitas paslon 2 kembali turun diangka 43,8%,” kata Dedy.
Prediksi bahwa Paslon 02 akan memenangkan Pilkada Lampung Selatan diperkuat dengan hasil elektabilitas masing-masing figure calon bupati, yaitu Nanang Ermanto mendapatkan angka eletabilitas 43,1% dan Radityo Egi Pratama 49,6%.
“Hasil ini memperlihatkan jarak elektabilitas Raditya Egi Pratama lebih unggul signifikan atas Nanang Ermanto. Sementara yang Tidak tahu sebesar 7,3%. Kemudian semakin dipertegas lagi dengan elektabilitas paslon 01 dan 02 yang semakin memperlihatkan keunggulan tinggi pada Paslon 02 dibandingkan Paslon 01, dimana Paslon 02 mendapatkan angka elektabilitas 51,1% sedangkan Paslon 01 angka eletabilitasnya sebesar 43,8%,” ungkap Dedy.
Dia mengungkapkan, dengan sisa waktu 30 hari masa kampanya sangat tidak memadai untuk memperbaiki elektabilitas paslon yang elektabilitas rendah dan cenderung turun.
“Sebaliknya, ini menguntungkan bagi paslon yang memiliki elektabilitas tinggi dan cenderung naik. Oleh karena dengan masa kampaye singkat, paslon 01 dan 02 harus memanfaatkan dan optimalisasi sumber daya yang dimiliki untuk memenangkan Pilkada serentak,” kata Dedy.
Namun, lanjut Dedy, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kedua paslon untuk meraih simpati pemilih. Pertama, manfaatkan hasil survei tentang isu publik dan rekomendasinya dalam rangka menaikkan elektabilitas, seperti respon terhadap isu-isu yang menjadi perhatian utama para pemilih, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lapangan pekerjaan, dan lainnya.
Kedua, konsolidasi dengan maksimal mesin politik pemenangan, baik tim sukses, relawan, partai politik, tokoh masyarakat dan jaringan sosial politik lainnya. Ketiga, manfaatkan pemetaan dan intervensi taktis pada kantong-kantong/segmen suara yang masih terbuka untuk berubah sikap dan pilihan politiknya.
Keempat, tetap diaktifikan secara optimal berbagai media kampanye baik online maupun offline. Kelima, isu-isu dan peristiwa-peristiwa nasional yang sejalan dengan visi, misi dan agenda kerja paslon agar dimanfaatkan untuk memperkuat sikap politik pemilih yang akan berdampak terhadap penguatan elektabilitas masing-masing paslon.
Dedy menyatakan, situasi politik, sosial dan ekonomi, baik nasional dan lokal, yang cenderung stabil menutup peluang terjadinya rebound atau antiklimaks elektabilitas.
Menurutnya, kondisi ini cenderung menguntungkan paslon 02 sebagai penantang incumbent, karena paslon 02 seperti memberikan harapan baru perbaikan kesejahteraan masyarakat.
“Sedangkan paslon 01 dalam hal ini incumbent semakin ditinggalkan pemilih yang ditandai dengan merosotnya trend elektabilitas sebagaimana diperlihatkan dengan hasil survei Poltracking. Penurunan ini sebenarnya representasi dari kekecewaan masyarakat Lampung Selatan yang tidak puas dengan kinerja incumbent selama memerintah,” tutur Dedy.
Kata Dedy, masyarakat Lampung Selatan tidak merasakan hasil-hasil pembangunan, baik di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan sebagainya, lapangan pekerjaan, usaha ekonomi rakyat dan lainnya.
“Oleh karena itu, pola trend elektabilitas sebagaima hasil survei Poltracking ini membawa pada Kesimpulan bahwa potensi terjadinya rebound atau anti klimaks elektabilitas paslon kecil kemungkinan terjadi, sehingga dengan pola elektabilitas yang stabil, maka Paslon 02 diprediksi kuat akan menjadi pemenang pada pilkada serentak tahun 2024 di Kabupaten Lampung Selatan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada Selasa (15-10-2024), Poltracking Indonesia merilis hasil survei Pilkada Lampung Selatan.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha mengungkapkan, survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka pada 6-10 oktober 2024, dengan multistage random sampling dan Margin of error 3,5%.
REDAKSI








