Diklat Kepemimpinan Unila: Perilaku Koruptif Rusak Integritas pendidikan di Perguruan Tinggi
BANDARLAMPUNG – Hari kedua
Diklat Kepemimpinan Batch 3 dengan tema “Membangun Integritas di Unila Tanpa
Korupsi†berlangsung di ruang sidang utama rektorat Universitas Lampung (Unila),
Kamis (3/8/2023).
Diklat diikuti oleh para wakil dekan, kepala UPT, sekretaris
jurusan, koordinator bagian, subkoordinator subbagian, dan perwakilan
mahasiswa.
Pada diklat hari kedua ini, dua pemateri dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), yaitu Direktur Jejaring Pendidikan KPK, Aida Ratna
Zulaiha, dan anggota Satgas Integritas KPK, Zulfadhli Nasution.
Aida membahas tentang Penguatan Integritas Ekosistem di
Perguruan Tinggi. Dalam presentasinya, ia menyoroti bahaya perilaku koruptif
dan tindak pidana korupsi yang dapat merusak integritas pendidikan di perguruan
tinggi.
Ia juga mengupas tentang penyimpangan perilaku integritas
atau Tindak Pidana Korupsi (TPK) yang mungkin terjadi di lingkungan perguruan
tinggi, serta fenomena korupsi "gunung es" yang bisa terjadi di dunia
pendidikan.
Sementara itu, Zulfadhli membahas tentang Penguatan
Ekosistem Perguruan Tinggi. Ia menjelaskan tentang konsep ekosistem perguruan
tinggi yang melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah, masyarakat, media,
industri, dan lain-lain.
Diklat ini menjadi momen penting bagi Unila dalam
meningkatkan integritas dan membangun kesadaran antikorupsi di kalangan
pimpinan dan manajerial perguruan tinggi. Kolaborasi dengan KPK memberikan
landasan kuat untuk mengatasi korupsi di bidang pendidikan, sehingga Unila
dapat menjadi institusi yang terbebas dari praktik korupsi dan menjunjung
tinggi nilai integritas dalam seluruh aktivitasnya.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila, Prof Rudy menyampaikan
bahwa Diklat ini adalah salah satu program yang diinisiasi oleh Rektor Unila,
Prof Lusmeilia Afriani.
"Diklat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai korupsi di bidang pendidikan, serta perbedaannya dengan
gratifikasi dan suap, kepada semua pimpinan dan manajerial di Unila,"
ungkapnya.
DEDI ROHMAN








