Di Demosi Perusahaan, Lima Sekuriti PT KJP Ngadu ke DPRD Tulangbawang Barat

TULANGBAWANG BARAT - Lima
sekuriti PT Komering Jaya Perdana (KJP) mendatangi kantor DPRD Tulangbawang
Barat, Lampung.
Para sekuriti itu mengadukan nasib mereka yang di demosi
sepihak oleh pihak perusahan karena kehadiran anggota keamanan baru yang
berasal dari outsourcing.
Adirsan selaku pengawas keamanan menceritakan, mereka telah bekerja
belasan tahun di perusahaan pengolahan getah karet di Suku Tulungsawo, Tiyuh (Desa)
Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat didemosi
ke KJP Terbanggi, Lampung Tengah.
Kelima sekuriti itu mengaku telah didzolimi oleh pihak
perusahaan.
“Permasalahan berawal saat terdapat tenaga keamanan baru
dari Outsourcing dengan didampingi dua orang oknum mengaku dari kesatuan
Marinir yang datang ke Depo KJP Panaragan,†ungkap Adirsan didampingi
anggotanya Sepriyadi, Deswanto, Rustam Efendi, dan Acimijaya.
"Mereka datang langsung ingin mengisi kekosongan kami,
ada beberapa tenaga keamanan itu yang baru, didampingi katanya dari anggota
Marinir atas nama Koptu Edi dan Aan, mereka mengatakan kalau kami diganti
personil baru," imbuh Adirsan, Selasa (27/6/2023)
Keputusan demosi yang disampaikan memicu kemarahan, lantaran
sebelumnya tidak pernah ada teguran baik lisan atau tertulis yang mengatakan
bahwa karyawan keamanan melakukan kesalahan.
"Kami hanya dapat informasi bahwa sejak 26 Juni 2023
pihak perusahaan memutuskan kami di demosi ke KJP Terbanggi, dengan posisi
kerja biasa, tempat menimbang karet, dengan alasan kami diganti karena kami
sudah seringkali melakukan pelanggaran-pelanggaran seperti absensi, padahal
kami tidak pernah merasa dan bahkan dari perusahaan juga belum pernah ada
teguran ke kami, buktinya kami masih diberi penghargaan berupa sertifikat
kurban" jelasnya.
Dia mengaku mendatangi kantor DPRD untuk mengadukan kejadian
yang menimpa mereka, dan meminta anggota legislatif sebagai wakil rakyat agar
dapat memanggil pihak perusahaan atau pihak-pihak terkait guna dilakukan
mediasi.
Lantaran adanya pergantian mendadak, memicu ketegangan
antara karyawan yang telah belasan tahun bekerja di KJP dengan kedua oknum yang
diduga anggota Marinir tersebut sebagai utusan yang diduga dari pihak PT Petir
Tujuh Delapan Gemilang yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut Aan dan Edi pihaknya tidak mengetahui jika di PT KJP
masih ada yang bekerja menjalankan tugas sebagai sekuriti, pihaknya hanya
mendapatkan informasi bahwa penempatan personilnya telah dapat mulai
menjalankan bertugas.
"Saya hanya bertugas sebagai pembina, melatih sekuriti
yang ada. Karyawan lama itu tahu dengan saya. Kami tidak tahu jika masih ada
yang bekerja sebagai keamanan di perusahaan. Kami kira sudah kondusif, ternyata
tidak. Kami hanya pihak ketiga yang ditugaskan manajemen perusahaan untuk
menempat personil sekuriti kami saja. Kami tidak tahu kalu ada persoalan
seperti yang terjadi. Mohon untuk dipahami kami anggap ini sebagai
silaturahim" kata Aan dan Edi saat di mediasi di rumah warga yang berada
didepan perusahaan KJP.
Buntut penolakan karyawan yang bertugas belasan tahun
tersebut yang merupakan masyarakat setempat, sejumlah hewan kurban yang
dihadiahkan kepada empat sekuriti KPJ di Tulung Sawo akan dikembalikan kepada
pihak manajemen perusahaan.
"Kalau dalam sertifikat kurban bunyinya penghargaan
kepada kami karena telah menjalankan tugas dengan baik, tapi manajemen
perusahaan menyerahkannya kepada masyarakat seolah-olah kurban program CSR.
makanya hewan kurban itu sekarang sudah dikembalikan lagi dan diamankan didalam
perusahaan" kata Sepriyadi selaku sekuriti.
Sejumlah karyawan sekuriti PT KJP yang hendak di demosi itu,
berharap pemerintah daerah melalui DPRD Tulangbawang Barat dapat memperjuangkan
nasibnya, pasalnya diduga Perusahaan yang berkantor pusat di Terbanggi itu
sering memperlakukan karyawan dengan trik pemindahan secara sepihak.
"Kami duga ini trik menajemen perusahaan agar kami
tidak nyaman sehingga kami menyerah dan mundur, sehingga hak-hak kami tidak
diberikan sepenuhnya. Kalau disuruh milih lebih baik kami di PHK dan diberikan
hak kami, dari pada kami dari sekuriti kemudian di pindahkan jauh dari keluarga
dan justru jadi pekerja yang bukan keahlian kami. Kami minta semua masalah
perusahaan ini di usut," pungkasnya.