Bantuan Alsintan Bagi Petani Nahdliyin Tulangbawang Barat Diduga Digelapkan

Bantuan Alsintan Bagi Petani Nahdliyin Tulangbawang Barat Diduga Digelapkan
Foto: Ilustrasi/Istimewa

TULANGBAWANG BARAT-Bantuan 10 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) yang disalurkan pemerintah pusat melalui Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bagi para petani Nahdliyin di Kabupaten Tulanglawang Barat, Lampung, tidak jelas keberadaannya. 

Bantuan berupa traktor yang disalurkan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 silam diduga telah digelapkan.

Pengurus Cabang (PC) NU Tulangbawang Barat periode 2018 justru mengaku tak pernah mengetahui ke mana bantuan tersebut disalurkan.

“Dulu saya cuma ikut mengajukan saja bersama Umarsyah dari pusat. Setelah bantuan turun, saya tidak tahu sama sekali ke mana alat itu pergi. Bahkan saya merasa jadi korban besar,” ujar mantan Ketua PC NU Tulangbawang Barat, Sugito, saat dikonfirmasi, Senin (21-7-2025).

Ia mengungkapkan, tidak pernah sekalipun menandatangani berita acara serah terima bantuan traktor tersebut.

Sugito menyebut nama Arif Nurrohman, salah satu tokoh NU saat itu yang kini menjabat sebagai Anggota DPRD Tulangbawang Barat, sebagai sosok yang paling mengetahui keberadaan traktor-traktor tersebut.

“Yang saya tahu waktu itu Arif Nurrohman yang pegang kendali Alsintan,” tegas Sugito.

Dikonfirmasi terpisah, Arif Nurrohman mengaku bahwa traktor bantuan tersebut sempat dikelola oleh para oknum Kiya’i (tokoh agama) di lingkungan NU Tulangbawang Barat. Namun sejak 2019, setelah adanya pergantian kepengurusan, ia mengaku tak lagi ikut campur.

“Sejak kepengurusan baru NU Tulangbawang Barat terbentuk tahun 2019, saya sudah tidak terlibat. Karena ada pembentukan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) baru,” ujar Arif.

Dia juga mengakui bahwa dari 10 unit traktor yang diterima NU Tulangbawang Barat, hanya 7 unit yang sempat dikelola oleh pihaknya. Tiga unit lainnya diambil alih oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tulanglawang Barat.

“Awalnya dikelola kelompok tani yang masuk dalam CPCL pengajuan UPJA NU. Setelah itu, saya tidak pegang lagi,” lanjutnya.

Mengenai perjanjian pengelolaan alsintan, Arif menyebut adanya dugaan kerja sama PC NU Tulangbawang Barat yang diketahui KH. Makrus Ali dengan pihak Bunga Mayang.

Namun Arif mengaku tidak mengetahui detail perjanjian tersebut dan baru mengetahuinya setelah menelpon KH. Makrus baru-baru ini.

Sementara itu, KH. Makrus Ali yang saat ini menjabat sebagai Ketua MUI Tulangbawang Barat membenarkan adanya kerja sama pengelolaan dua unit traktor NU bersama Bunga Mayang. Namun, ia juga mengaku tidak mengetahui kelanjutan pengelolaan alat tersebut.

“Hanya dua unit saja yang saya tahu. Yang lain tidak tahu. Karena yang dua unit Disewa oleh pihak Bunga Mayang, itu pun hanya bayar dua bulan, setelah itu tidak jelas lagi, hingga lima tahun lebih,” ungkap KH. Makrus.

Dia berharap pihak-pihak terkait bisa membantu membuka kejelasan keberadaan seluruh unit traktor yang semestinya dimanfaatkan oleh petani-petani NU.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Dinas Pertanian Tulangbawang Barat terkait pengambilalihan tiga unit traktor yang disebutkan Arif Nurrohman, maupun kejelasan pengelolaan unit-unit lainnya.

Sementara itu dugaan penyimpangan bantuan pemerintah pusat ini menambah daftar panjang persoalan pengelolaan bantuan alat pertanian di daerah yang sarat kepentingan politik dan minimnya transparansi.