Adakan Diskusi Rasisme Papua, Dua Mahasiswa Unila Diteror Orang tak Dikenal

BANDARLAMPUNG - Dua mahasiswa Universitas Lampung (Unila) Chairul Rahman Arif selaku pemimpin umum Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa Teknokra dan Mitha Setiani Asih selaku pemimpin redaksi mendapat teror dari orang tak dikenal. Hal ini diduga lantaran Teknokra mengadakan diskusi virtual mengusung tema 'Diskriminasi Rasial Terhadap Papua' yang akan diadakan Kamis 11 Juni 2020 Pukul 19.00 WIB.
Menurut pengakuan Irul teror tersebut dimulai setelah ia dipanggil oleh pihak rektorat Rabu (10/06) siang sekitar pukul 13.00. Lebih lanjut ia menjelaskan, pihak rektorat menyarakan untuk membuat diskusi dengan narasumber yang berimbang.
"Saya dipanggil Wakil Rektor 3 buat nambah narasumber karna diskusi ini sensitif. Beliau juga bilang Unila nggak tanggung jawab kalau terjadi apa-apa. Tapi saya memutuskan untuk membuat diskusi lanjutan dengan narasumber lain sesuai anjuran WR 3," ujar Irul.
Namun, belum sempat membuat rancangan terkait diskusi lanjutan, ia sudah mendapat ancaman dari nomor tak tak dikenal. "Selamat malam, maksudnya sampeyan apa ya? Bikin diskusi yang memprovokasikan banyak masyarakat, data sampeyan sudah kita pegang. Inget Bapak Sugiyono sama Ibu Isriyah, kuliah aja yang bener," bunyi pesan ancaman tersebut.
Chairul mendapatkan telepon dari orang yang tidak dikenal yang menanyakan di mana lokasi seminar daring dilakukan. "Saya jawab dilakukan di rumah masing-masing karena ini seminar daring. Setelah itu saya dapat pesan berisi screenshot e-ktp dan data pribadi saya, isi pesannya jangan macem macem lah bikin diskusi yang memprovokasi," jelasnya.
Selain itu, akun media sosial Mitha seperti Instagram dan facebook juga tak bisa diakses. Bahkan akun go foodnya di retas dan membuat pesanan hingga ratusan. "Saya bener-bener kalut tiba-tiba akun go food saya order banyak banget nggak berhenti-berhenti sampe abangnya marah-marah nemuin saya mereka nggak percaya kalau akun saya di retas. Tapi setalah saya jelasin baru mereka percaya dan dibantu nelfon call center gojeknya," jelas Mitha.
Saat ini, dua mahasiswa unila ini akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisianp didampingi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, LBH Pers dan LBH Bandarlampung.