Program Bantuan Beras Diduga Jadi Ajang Pungli Aparatur Tiyuh

Program Bantuan Beras Diduga Jadi Ajang Pungli Aparatur Tiyuh
Foto: Aprizal Aris Mananda/monologis.id

TULANGBAWANG BARAT-Program bantuan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) diduga menjadi ajang pungutan liar (Pungli) oknum aparatur Tiyuh (Desa) Sumberrejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung. 

Untuk mendapatkan bantuan beras seberat 10 kilo gram, penerima bantuan diwajibkan membyar Rp20 ribu.

“Jika tidak mau bayar maka pembagian beras tahapan berikutnya kami tidak akan mendapatkan lagi,” ujar penerima bantuan yang enggan disebutkan identitasnya, Kamis (23-8-2024).

Alasan mereka (aparatur), uang itu akan digunakan untuk kegiatan Festival yang akan digelar pada 24 Agustus 2024 mendatang.

UP (50), warga lainnya menyatakan hal yang sama. Menurutnya, untuk pengambilan beras tersebut memang benar penerima harus membayar sebesar Rp20 ribu.

Berdasar data yang diperoleh dilapangan terdapat program ketahanan pangan di tiyuh setempat. Namun diduga program tersebut dialihfungsikan untuk pembangunan Pagar Bagian belakang balai desa, dan pembuatan kolam ikan dengan anggaran mencapai Rp130 juta bersumber dari Dana Desa (DD) tahap 1 dan 2.

Sementara itu, terdapat pula pembangunan Tugu Tiyuh setempat yang menelan anggaran berkisar Rp93 juta dari anggaran DD Tahun anggaran 2024 tahap 1 yang terkesan pembangunannya tidak sesuai. Sebab, pembangunan tugu tersebut baru seumur jagung terdapat keretakan di sejumlah dinding bangunan, bahkan kurang terawat.

Selain itu, terdapat juga kegiatan pembongkaran Water Closet (WC) dua pintu pada Balai Tiyuh setempat dengan anggaran Rp2,7 juta juga bersumber dari anggaran DD tahap 1.

Kemudian terdapat juga program pengadaan untuk produksi peternakan dengan menggunakan alat produksi senilai Rp18 juta yang juga bersumber dari DD tahap 1.

“Terkait alat produksi untuk peternakan seperti mesin cacah, setau saya tidak ada disini, tidak tau kalau di RT lainnya, sebab sejauh ini tidak ada yang menerima bantuan mesin cacah tersebut,” kata salah satu peternakan kambing.

Hingga kini, Kepala Tiyuh Sumberrejo Joko Supriyanto belum dapat dihubungi baik secara langsung maupun via telepon.