Mahasiswa IIS IIB Darmajaya Kunjungi Lapas Bandarlampung

Mahasiswa IIS IIB Darmajaya Kunjungi Lapas Bandarlampung

BANDARLAMPUNG – Mahasiswa International Internship Scholarship (IIS) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandarlampung, Kamis (20/10/2022).

Kunjungan tersebut diikuti Andriamalala Laurent dari Madagaskar dan Sabreen M M Eleyan dari Palestina, didampingi Staf International Office IIB Darmajaya Sherli Trisnawati.

Mereka diterima Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas 1 Bandarlampung Fauzi Harahap didampingi Kepala Seksi Bimbingan Kerja Edy Suyono dan mengajak keliling mahasiswa asing untuk melihat aktivitas warga binaan bersama perwakilan dari LPK Teladan Sahabat.

Dari kunjungan itu, mahasiswa mengetahui bahwa warga binaan Lapas Kelas I Bandarlampung banyak mendapatkan pelatihan sebagai modal keterampilan setelah mereka kembali hidup ke tengah masyarakat.

 â€œTadi ada yang menenun dan hasil tenunnya diberdayakan. Ada juga pembuatan roti dan kue. Warga binaan juga sebelumnya diberikan pelatihan bersertifikat,” kata Laurent.

Senada disampaikan Sabreen. Menurut dia, warga binaan di Lapas Kelas I Bandarlampung juga mendapatkan pelatihan berkebun hidroponik, membuat meja, dan kursi. “Keren, mereka (warga binaan) memiliki keahlian yang dapat digunakan setelah bebas dari Lapas nanti. Mereka juga menerima apresiasi atas karya yang telah dibuatnya,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Lapas Kelas I Bandarlampung Maizar mengungkapkan, Lapas Kelas 1 Bandarlampung memiliki banyak program kepada warga binaan, agar selama menjalani masa hukuman juga pun mendapatkan keterampilan untuk digunakan setelah bebas.

Menurut dia, warga binaan juga akan mendapatkan pilihan untuk mendapatkan keterampilan ketika menjalani hukuman di Lapas. Sehingga ketika bebas mereka akan mandiri untuk menjalani aktivitas kerja.

“Di mana, warga binaan telah memiliki kemampuan seperti chief masak, membuat roti atau kue, menenun, berkebun, membuat meja kursi dan lainnya. Karena mereka memiliki sertifikat dari negara yang telah memberikan pelatihan secara gratis, agar dapat digunakan setelah kembali ke masyarakat,” harapnya.