Konkrit, GP Ansor Luncurkan WIFI Gratis Untuk Pelajar

JAKARTA - Gerakan Pemuda Ansor mengupayakan wifi gratis bagi para pelajar untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Upaya GP Ansor ini sebagai respons atas banyaknya kasus pelajar yang memiliki keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet.

Untuk menjembatani agar para siswa bisa tetap belajar di saat pandemi COVID-19 ini, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor meluncurkan Program WiFi Gratis untuk Siswa Sekolah.  Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, gerakan wifi gratis untuk siswa sekolah ini dilakukan secara nasional. Saat ini telah dimulai di 543 titik di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, gerakan wifi gratis untuk siswa sekolah ini dilakukan secara nasional. Saat ini telah dimulai di 543 titik di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah. Seperti dilansir dari laman NU rabu (12/8).

Beberapa daerah sudah melaksanakan, seperti Jakarta, Pekanbaru, Pemalang, Kota Serang, Rembang, Kota Semarang, Batang, Blora, Pekalongan, Brebes, Yogyakarta, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Cirebon, Ciamis, Cilacap, Banyumas, Indramayu, Bandung, Bogor, Purwakarta, Lampung, Jambi, Pontianak, Makassar, Palangkaraya, dan lainnya. 

Lewat gerakan ini, pengurus GP Ansor memfasilitasi layanan jaringan internet (WiFi) secara cuma-cuma bagi anak sekolah. Fasilitas internet gratis ini dipasang di rumah-rumah kader Ansor atau sekretariat GP Ansor yang strategis. 

“Program WiFi Gratis untuk siswa sekolah sengaja dicanangkan sebagai respons Ansor atas dinamika sosial yang dialami masyarakat saat pandemi ini,” katanya.   Yaqut menilai, sekolah online faktanya banyak menyisakan persoalan di tengah masyarakat. Dari banyaknya masalah yang muncul, GP Ansor menilai kebutuhan kuota internet adalah di antara yang persoalan yang sering dikeluhkan siswa maupun orang tua. 

Untuk itu, pihaknya menginstruksikan kepada seluruh kader Ansor dan Banser di seluruh Indonesia untuk segera menggelar program ini di wilayahnya masing-masing.

“Dengan cara begitu, maka lubang-lubang kelemahan PJJ ini setidaknya bisa diantisipasi,” tandas Gus Yaqut. GP Ansor, lanjut dia, juga mendorong kepada seluruh elemen bangsa untuk memiliki tanggung jawab bersama membantu kelancaran PJJ ini. Sebab, ujarnya, selain akses internet, banyak orang tua siswa diketahui juga kesulitan membeli smartphone yang menjadi sarana utama sekolah online.  Di sisi lain, kata Gus Yaqut,

GP Ansor juga meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama untuk segera memformulasikan model pendidikan online yang tepat dan memberi jaminan keadilan kepada semua masyarakat.  “Kita mengakui sekolah online ini banyak menimbulkan masalah. Namun hal itu tidak lantas membuat kita menyerah karena itu dilakukan demi keselamatan jiwa kita semua,” ujar Gus Yaqut.