Kejar Penurunan Angka Kemiskinan, Pj Bupati Tulangbawang Barat Instruksikan Jajaran Buat Terobosan

TULANGBAWANG BARAT– Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang Barat, Lampung,
menetapkan target penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem mulai
2023 sampai dengan 2026.
Untuk mengejar target tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Tulangbawang
Barat, M Firsada, meminta seluruh jajarannya untuk terus membuat terobosan
program yang terintegrasi melalui kolaborasi dan intervensi lintas sektoral
terutama di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, perekonomian dan infrastruktur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, tercatat
angka kemiskinan di Tulangbawang Barat sebesar 7,44 persen atau sekitar 20.720
jiwa, pada persentase terendah kedua di Provinsi Lampung.
Saat ini, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tulangbawang
Barat pada 0,91 persen atau sekitar 2.540 jiwa, angka ini menempati posisi
terendah ketiga di Provinsi Lampung.
"Dari 9 kecamatan di Tulangbawang Barat, 3 kecamatan
menyumbang angka kemiskinan ekstrem terbesar di antaranya, Kecamatan Tulangbawang
Tengah dengan persentase penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem sebesar
23,38% atau sebanyak 594 jiwa, Kecamatan Tumijajar dengan persentase sebesar
12,36% atau sebanyak 314 jiwa berikut nya Lambu Kibang pada angka persentase
sebesar 11,22% atau sebanyak 285 jiwa," ungkap Firsada para rapat
koordinasi (rakor) penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem berbasis
tiyuh (desa), di Ruang Rapat Bupati, Rabu (6/9/023).
Firsada menguraikan, untuk target angka kemiskinan 2023
sebesar 7,3 persen. Kemudian pada 2024 sebesar 7,15 persen, 2025 sebesar 7
persen dan tahun 2026 turun menjadi 6,85 persen.
“Sedangkan untuk target angka kemiskinan ekstrem, 2023
ditargetkan menurun menjadi 0,45 persen, selanjutnya di tahun 2024 dan
seterusnya angka kemiskinan ekstrim ditargetkan menjadi 0 persen dan ini sesuai arahan presiden Republik
Indonesia,"ujarnya
Firsada mengungkapkan, problematika kemiskinan memiliki
beragam faktor penyebab yang kompleks, oleh karenanya diperlukan keterlibatan
intervensi lintas sektor dengan penanganan yang spesifik sesuai dengan
karakteristik masing-masing lokus wilayah.
"Salah satu upaya dalam rangka penanggulangan
kemiskinan, Pemerintah Tulangbawang Barat telah membentuk Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)," terangnya
Dia berharap, TKPKD dan pemerintah tiyuh mampu memetakan
sumber-sumber utama kemiskinan ekstrem dan juga potensi sumber daya yang dapat
mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrem tersebut. Dan juga, dapat
memonitor pelaksanaan program kerja OPD yang berkontribusi langsung dalam
penanggulangan kemiskinan ekstrem lalu secara simultan memonitor juga mengawal
pemerintah tiyuh dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tiyuh (RKP) yang
memberikan prioritas tinggi pada penanganan kemiskinan ekstrem.
"Mudah-mudahan semua langkah dan program intervensi
dari TKPKD, baik yang melalui program kerja OPD di lingkup Pemkab Tulangbawang
Barat maupun kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, dapat berjalan efektif
dan tepat sasaran sesuai dengan skala prioritas serta target yang ditetapkan
secara signifikan," tutupnya.
Sementara itu, Kepala
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Transmigrasi Provinsi Lampung, Zaidirina
mengatakan, Tulangbawang Barat menjadi salah satu daerah di Lampung yang
menjadi lokus prioritas percepatan penurunan kemiskinan yang persentase
terangkai dalam koordinasi penyelenggaraan Roadshow Tim Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Provinsi Lampung tahun 2023.
Zaidirina menjelaskan, hal itu sebagai bentuk sinergitas
pelaksanaan penanggulangan program kemiskinan antara Pemerintah Provinsi
Lampung melalui TKPK Provinsi Lampung dengan Pemerintah Kabupaten Kota se-Provinsi
Lampung melalui TKPKD Kabupaten Kota se-Provinsi Lampung.
Tulangbawang Barat menjadi daerah terendah kedua dalam upaya
penurunan kemiskinan di 2022 yaitu sebesar 7,44 persen, hanya kalah dari
Kabupaten Mesuji (6,84 persen), kemudian untuk persentase kemiskinan ekstrem
juga menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 2,36 persen
di tahun 2020 menjadi 0,91 persen di tahun 2022.
"Hasil positif ini perlu diperluas dalam pelaksanaan
program/kegiatan prioritas Kabupaten Tulangbawang Barat lainnya agar dapat
memaksimalkan hasil yang didapat, khususnya pada Bidang Perencanaan
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia," kata Zaidirina.
Rakor dihadiri Ketua BPN, Kepala BPJS, Ketua Baznas, seluruh
Kepala Satker dan Camat se-Kabupaten Tulangbawang Barat.