Dana BUMDes Diduga Raib, Warga Tanjungharapan Lampung Utara Minta Usut Tuntas

LAMPUNG UTARA - Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Tanjungharapan, Kecamatan Hulusungkai, Lampung Utara,
diduga raib. Pasalnya menurut warga setempat, tidak adanya transparansi akan
pengelolaan dana BUMDes tersebut.
Salah satu warga yang minta namanya dirahasiakan menyebutkan
dalam pengelolaan BUMDes, pengurus tidak mampu menjelaskan kepada masyarakat
besaran dana yang dikelola mereka maupun perkembangan dana tersebut.
"Kalau desa kami ini bang tidak jelas dana BUMDes nya,
apakah masih ada atau tidak sedangkan itu merupakan dana masyarakat bukan milik
pribadi cuma kami pernah dengar BUMDes bergerak di bidang peternakan dan
perikanan tapi semuanya tidak jelas," ujar warga tersebut.
Beberapa warga meminta agar dana itu dapat diusut sampai
tuntas agar tidak ada penyalahgunaan dan dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
ekonomi masyarakat.
"Selain itu terdapat embung didesa kami yang pernah
dikelola pengurus BUMDes namun jangankan hasilnya bahkan embung yang dibangun
melalui DD tahun 2018 dengan anggaran lebih dari 300 juta itu juga diklaim
milik pribadi karena tidak ada surat hibah," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kades Tanjungharapan Riza Fitria
tidak menampik hal itu. Namun, sejak dua tahun lalu dirinya diangkat menjadi
kepala desa belum ada serah terima dari pengurus terkait BUMDes.
"Maaf bang, saya belum bisa komentar terlalu banyak
yang jelas dari pengurus belum ada laporan walaupun sudah beberapa kali
diingatkan agar lebih jelas silahkan hubungi pengurus BUMDes" ujar Riza,
Sabtu (27/5/2023).
Senada dengan Camat Hulu Sungkai Zulham A Razak telah mengimbau
pengurus BUMDes itu agar segera melakukan pelaporan terhadap pemerintah desa
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pengelolaan BUMDes.
"Sudah kita ingatkan terus Dinda, agar BUMDes itu bisa
dilaporkan ke masyarakat dalam pengelolaan karena dana tersebut harus
dipertanggungjawabkan namun sampai saat ini belum tuntas" jelas Zulham.
Sementara itu Sekretaris BUMDes Tanjungharapan, Hendi ketika
ditanyai monologis.id memberikan
keterangan yang berbelit-belit dan terkesan menghindar.
"Kalau dibilang hilang ngak bang, masih ada sisa namun
jumlah pasti saya lupa yang jelas selain peternakan kambing, piara ikan dan
simpan pinjam maklum saya penerus pengurus sebelumnya dan bergabung pada tahun
2019," jelas Hendi.
Demikian halnya ketika diminta menjelaskan penyertaan modal
melalui Dana Desa (DD) dirinya enggan menjelaskan.
"Kalau tidak salah uang dikas masih ada 20 jutaan bang,
dititip dengan mantan kades masih 25 juta selebihnya saya lupa,"
pungkasnya.