Bupati Lampung Timur Diduga Ubah Arti dan Makna Selawat Tuai Kritik Tokoh Masyarakat

Bupati Lampung Timur Diduga Ubah Arti dan Makna Selawat Tuai Kritik Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat Lampung Timur Azzohiri. Foto: Istimewa

LAMPUNG TIMUR - Tokoh masyarakat yang juga anggota DPRD Lampung Timur periode 2014-2019 Azzohiri mengkritisi selawatan yang dinyanyikan Bupati Lampung Timur M.Dawam Rahardjo.

Pasalnya, Dawam Rahardja diduga kerap mengubah bait-bait atau aransemen selawat dengan makna lain yang menjurus ke muatan politik atau keinginan bupati untuk maju ke periode berikutnya.

“Selawat itu menyangkut figur Nabi Muhammad SAW, jika diubah arti dan maknanya akan menimbulkan persepsi kurang baik bagi warga Lampung Timur,” ujar Azzohiri, Sabtu.

Dia menegaskan, selawatan itu sangat mulia. Namun, jika maknanya diubah, sama saja telah melukai hati umat muslim dan bisa jadi mencemoohkan Nabi Muhammad SAW.

Azzohiri mengungkapkan, M.Dawam Rahadro selalu melakukan (mengubah selawat) setiap diundang acara yang digelar warga atau organisasi tertentu.

Menurut Azzohiri, jika Dawam ingin menyampaikan niatnya pada tiap kali safari politik lewat lagu, hendaknya memilih lagu lain yang dapat diganti syairnya. Dawam tak harus membawakan lagu yang bernuansa atau menyangkut agama tertentu. Sehingga hal itu dapat menimbulkan kegaduhan bagi warga Lampung Timur.

"Lagu-lagu di negeri ini jumlahnya ribuan dan bisa diganti syairnya sesuai selera kita. Kenapa selawatan yang maknanya diubah-ubah. Inikan bisa memunculkan kegaduhan," tegas Azzohiri.

Oleh sebab itu, kata dia, karena akhir-akhir ini Dawam Rahardjo pada tiap acara selalu menyanyikan lagu religi yang telah diubah maknanya, hendaknya segera dihentikan atau diganti dengan lagu lain yang bersifat universal.

"Saya dapat informasi jika lagu selawatan itu berjudul 'Joko Tingkir'. Inikan lebih parah lagi," ujar Azzohiri.

Dia menambahkan, mengingat Indonesia termasuk Lampung Timur akan memasuki tahun politik yakni pemilu legislatif dan pemilihan presiden, hendaknya para tokoh yang punya kepentingan politik mampu bersikap dan bertindak yang profesional, tidak diskriminatif dan menyejukkan hati rakyat.

"Hemat saya, safari politik lewat lagu, itu sangat menarik. Tapi, jika lagu keagamaan seperti selawatan maknanya diubah-ubah. Itu yang tidak menarik dan dapat melukai hati umat," ujar Azzohiri.