ASN Tanggamus Ciptakan Projec Farming Integration

TANGGAMUS-Tanggamus merupakan kabupaten di Lampung memiliki potensi yang sangat lengkap. Mulai dari pertambangan, energi, pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.
Hal ini menggugah inisiatif seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Tanggamus, Budi Utomo, memunculkan potensi-potensi tersebut dan menjadi pilot projek unggulan di Lampung.
Budi memadukan potensi-potensi tersebut yang saling terintegrasi antara pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan di satukan melalui projek Farming Integrasi.
Saat ini, dia sedang membangun projek percontohan perikanan air tawar dengan sistem Bio Flok di Pekon (Desa) Way Jaha-Rantau Tijang. Kecamatan Pugung.
Budi mengatakan bahwa rencana ini dibuat untuk menggugah masyarakat untuk dapat menciptkan projek usaha rumah tangga di kabupaten Tanggamus.
“Untuk memiliki penghasilan tambahan itu tidak harus memiliki lahan perikanan yang luas dalam bentuk kolam-kolam besar, akan tetapi dengan percontohan ini bahwa nantinya di setiap rumah warga dapat membuat kolam budidaya perikanan. Ending nya pemanfaatan pekarangan rumah,” ujar Budi, Kamis (2-10-2025).
Tentu saja ini sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu ketahanan pangan, dengan berbagai cara pemerintah untuk menciptakan program ketahanan pangan ini seperti diciptakan koperasi merah putih, pengalokasian dana desa untuk ketahanan pangan.
Program tersebut tentu saja harus dibaca oleh pemerintah daerah untuk mensinkronkan kegitan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Berbicara Koperasi Merah putih dan pengalokasian dana desa untuk ketahanan pangan, pemerintah daerah harus membuat dan harus bisa membuat projek usaha/ bisnis bagi desa dengan memunculkan produk unggulan desa, sehingga dana desa tersebut bisa termanfaatkan untuk usaha desa dalam menunjang ketahanan pangan desa.
“Intinya, bagaimana memberikan pembelajaran kepada masyarakat dengan memberikan contoh, sehingga masyarakat dapat melihat fakta bahwa ini bukan sekedar omon-omon. Masyarakat sekarang pintar, kalau cuma diajarkan teori masyarakat sudah lebih tahu dari teori. Masyarakat itu perlu bukti bukan janji,” kata Budi.