Yayasan Hakka Aceh Beri Bantuan Guru Ngaji

ACEH BESAR - Yayasan Hakka Provinsi Aceh memberikan bantuan berupa tempat wudhu, sajadah, ambal, pengeras suara, perlengkapan Salat, wireless, kipas angin serta bantuan lainnya kepada Tengku H. Muhibuddin (55) seorang guru ngaji di Dusun Cot Kuta, Gampong (Desa) Leu Ue, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Bantuan tersebut diserahkan langsung Ketua Yayasan Hakka Aceh, Kho Khie Siong (Aky).
"Kemarin kita mendapat informasi bahwa ada tempat pengajian yang membutuhkan bantuan dan kami langsung turun ke lokasi tersebut," kata Kho Khie Siong, Rabu (03/11).
Kho Khie Siong menyebut, bantuan itu diberikan sebagai bentuk sosial dan kepedulian pihaknya, agar aktivitas pengajian bisa berjalan dengan baik. "Dalam bentuk sosial kita tetap berbuat bagi siapapun,"sebutnya
Dijelaskan, meskipun Hakka Yayasan Thionghoa, namun di Hakka cukup lengkap, ada umat Buddha, Kristen dan Islam. Bahkan mualaf Thioghoa juga tergabung dalam Hakka. "Mereka bagian dari kita, dalam hal sosial tak ada perbedaan, kita terus membantu mereka yang membutuhkan,"jelasnya.
"Kami tak memandang suku, ras dan agama, jika ada yang membutuhkan kita siap bantu, sekaligus menujukkan untuk masyarakat luar Aceh, bahwa Aceh hidup dengan nilai tolerasi keberagamaan, hal ini bisa dilihat, bahwa kita bisa hidup bersama," tutup Kho Khie Siong
Sementara, Murni Mustari anak dari Tgk Muhibbuddin mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Hakka atas bantuan yang diberikan. "Kami mengucapkan terimakasih kepada Hakka atas kepeduliannya bagi anak-anak pengajian,"ucapnya.
Dia mengaku, kehadiran tim Yayasan Hakka membuat anak-anak sangat antusias dan senang. "Bantuan itu dapat dipergunakan untuk pengajian, anak-anak sedikit kepanasan karena minimnya fasilitas," ucapnya.
"Anak-anak sedikit kepanasan tanpa adanya kipas angin, namun dengan adanya sejumlah bantuan tersebut Alhamdulilah anak anak lebih semangat dalam mengaji," ungkapnya.
Perlu diketahui, Tgk. H Muhibuddin menjadi guru ngaji sejak 20 tahun lalu. Kini muridnya berjumlah 40 orang. Kegiatan pengajian dilakukan di rumahnya secara berjemaah. Namun di rumah itu kekurangan beberapa fasilitas seperti tempat wudhu dan perlengkapan pengajian. Bahkan murid-murid mengalami kepanasan karena tak memiliki kipas angin.
Tgk. H Muhibuddin juga tak pernah memungut biaya sepeserpun kepada murid-muridnya.