Warga Pringsewu Tak Terima Ibunya Di-COVID-kan

Warga Pringsewu Tak Terima Ibunya Di-COVID-kan
Foto: Istimewa/ilustrasi

PRINGSEWU – Agus (50) warga Pekon (Desa) Fajarmulya, kecamatan Pagelaran Utara, Pringsewu, Lampung, tak terima saat pihak Puskesmas Banyumas memvonis Maki (80), orang tua Agus, terpapar COVID-19.

Agus menceritakan, ibundanya terpeleset di kamar mandi. Lalu keluarga membawanya ke puskesmas Banyumas. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan dinyatakan terinveksi COVID-19.

Menurutnya, pihak puskesmas yang menangani ibunya tidak transparan, mengingat vonis COVID-19 yang dijelaskan oleh pihak puskesmas tidak beralasan.

"Jika ibu saya benar terkonfirmasi COVID-19, seharusnya pihak puskesmas menunjukkan hasil pemeriksaan swab" beber Agus, Selasa (30/03).

lanjut  Agus, untuk administrasi dari pihak puskesmas, Agus mengaku dikenai biaya sebesar Rp700 Ribu.

"Kenapa bayar? yang saya tahu untuk penanganan COVID-19 itu tidak dikenakan biaya terhadap pasien alias ditanggung pemerintah," kata Agus.

Agus mengaku kesal saat ibunya dirawat tidak boleh dijenguk sanak saudara, “Maka saya minta ibu saya untuk dibawa pulang aja ke rumah. Selain itu kami juga dimintai uang Rp700 ribu untuk biaya perawatan di puskesmas. Dan kami juga tidak mendapatkan bukti kuitansi ataupun surat hasil pemeriksaan lainnya," ujar agus

Sementara itu, pihak Puskesmas Banyumas dikonfirmasi melalui Ka.UPT Sutarto mengatakan, pihaknya tidak pernah memvonis COVID terhadap pasien Maki.

"Memang waktu itu pernah kami rapid dan hasilnya reaktif, makanya kami taruh di ruang isolasi sambil menunggu hasil swab PCR-nya," katanya.

Lanjutnya, saat dilakukan observasi terhadap pasien, ada gejala batuk yang mencurigakan mengarah ke COVID.

“Makanya kami juga minta ke pihak keluarga agar tidak menunggui atau menjenguk pasien,” tambahnya.

Sutarto membenarkan bahwa pasien dikenakan biaya umum selama menjalain perawatan rawat inap di puskesmas setempat.

"Ya kalau dirawat dari hari Jumat-Senin,  sesuai dengan Perda sebesar Rp175 ribu per hari. Dan mungkin juga staf saya kelupaan kasih kuitansi pembayaran," jelasnya.